Puruk Cahu

7 Ikan Sapan (Langka) Menjadi Santapan

Panas terik dan cerahnya hari tak dirasakan lagi. Segarnya air membuat siapa saja ingin menceburkan dirinya. Ya. Mandi pilihan utama para kameramen dan rombongan.

Persiapan menuju lokasi terakhir dijadwalkan pukul 15.00 WIB. Semakin siang semakin baik, lantaran lokasinya di tengah hutan yang sulit tertembus cahaya sore untuk keperluan dokumentasi.

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

Namun, lokasi yang sangat sakral dan sarat mistis itu, sepertinya belum saatnya dibuka untuk masyarakat umum. Rombongan justru seperti dituntun ke sana malam. Diawali menggunakan mobil melintasi Sungai Murung dan Sungai Joloi, dilanjutkan jalan kaki tepat saat peralihan siang ke malam.

Akhir cerita perjalanan di kaki Gunung Bondang itu tak mudah diceritakan. Pastinya, sulit diterima siapa saja.

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

Anggap saja bentuknya seperti koloseum. Sebagai pusat kegiatan dengan model atau pola (arketipe) dan skrip kebudayaan yang ditinggalkan sejak Rapat Damai Tumbang Anoi 1894.

Namun, yang pasti, tempat memiliki 7 tingkat itu diyakini sangat kental kepercayaan berhubungan dengan langit ke-7.

“Meski kita sedang menggaungkan desa wisata dan administrasinya, ada beberapa lokasi yang memang cagar budaya dan belum saatnya untuk publik,” ucap Seger di sela menemani rombongan antre mandi di rumahnya.

Laman sebelumnya 1 2 3 4 5Laman berikutnya

Related Articles

Back to top button