Informasi kedatangan vaksin Covid-19 ke Indonesia menjadi kabar gembira, termasuk masyarakat Kalteng. Meski demikian, berkenaan hadirnya vaksin itu di Kalteng, belum ada informasi lengkap dan jelas, kapan akan diterima maupun estimasi waktunya.
ANISA B WAHDAH, Palangka Raya
KEPALA Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kalteng Suyuti Syamsul memastikan
bahwa hingg saat ini vaksin Covid-19 belum ada di Kalteng. Juga belum mendapat
otoritas penggunaan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan atau (BPOM).
“Pada prinsipnya dinkes
hanya menunggu, karena yang memberikan otoritas penggunaan itu adalah BPOM, dan
sampai sekarang mereka belum memberikan otoritas penggunaan vaksin,”
katanya saat diwawancarai di ruang kerjanya, Kamis (17/12).
Karena itu, perihal vaksin
Covid-19 ini, pihaknya belum dapat memberikan lebih banyak informasi. Lantaran,
rencana selanjutnya berkenaan vaksin masih akan dibahas di kemudian hari
setelah otoritas penggunaan vaksin itu diberikan oleh BPOM.
Dijelaskannya, pada dasarnya
untuk mendapatkan otorisasi penggunaan dari BPOM memerlukan waktu puluhan
tahun. Namun, dalam kondisi darurat (emergency) seperti saat ini, hal itu bisa
menyesuaikan.
“Setelah melalui uji klinis
tahap tiga baru bisa dilepas. Selama belum memenuhi standar uji klinis,
otomatis BPOM tidak akan memberikan otoritas penggunaan dan selama itu juga
tidak bisa memvaksinasi orang,” jelasnya.
“Namun, sembari menunggu itu,
kami sudah mempersiapkan hal-hal yang menjadi keperluan vaksinasi ke depan,
sesuai dengan arahan dari pemerintah pusat melalui surat yang diterima beberapa
waktu lalu berkenaan dengan kesiapan vaksinasi Covid-19,” tambahnya kepada
Kalteng Pos.
Lebih lanjut dikatakan Suyuti,
kesiapan yang dimaksud yakni kesiapan dinkes kabupaten/kota untuk menganggarkan
dana vaksinasi pada tahun anggaran 2021. Selanjutnya, menyiapkan anggaran
sumber daya manusia (SDM) untuk pelatihan juru vaksin.
“Menyiapkan alat simpan dan
persiapan distribusi vaksin. Dinkes kabupaten/kota bertanggung jawab terhadap
distribusi vaksin ke pelayanan kesehatan di daerahnya masing-masing,”
ungkapnya, kemarin.
Suyuti menyebut, informasi tetap
yang ia terima hanya sebatas rencana alokasi vaksin yakni 1,6 juta dosis.
Sasarannya pertama adalah para tenaga kesehatan. Sasaran kedua yakni para
pelayan publik seperti para ASN, TNI, dan Polri. Dan selanjutnya yakni
masyarakat dengan usia 15 hingga 59 tahun.
“Soal kapan datang vaksin,
kapan mulai vaksin, dan estimasi waktunya, kami belum tahu pasti. Kami hanya
diminta siap-siap. Dan kami sudah siap untuk itu,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Rumah
Sakit dr Doris Sylvanus (RSDS) Palangka Raya Yayu Indriaty mengatakan, ada tren
kenaikan kasus baru setelah sepuluh bulan menghadapi pandemi ini. Pasalnya, terjadi
peningkatan kasus pada periode Juli hingga Agustus. Kemudian kasus sempat mereda
pada September hingga Oktober. Namun, beberapa minggu belakangan ini, kenaikan
kasus terjadi lagi.
“Untuk angka kumulatif di
Kalteng, berdasarkan data terbaru dari Tim Satgas Kalteng, potensi penularan
masih di bawah 2, tepatnya 1,6,” tegasnya.
Artinya, tutur Yayu, dua hingga
tiga orang berpotensi tertular dari satu orang yang positif. Hal ini tentu saja
tidak baik dan tidak aman. Ada beberapa wilayah di bagian barat Kalteng
(meliputi Lamandau, Sukamara, dan Seruyan) serta wilayah Kapuas potensi
penularan di atas 2. “Berarti masih sangat tidak aman, karena dua kali
lipat potensi penularannya,” bebernya. (ce/ala)