Pasien Gagal Ginjal di Kotim Terpaksa ke Palangka Raya, DPRD Dorong Penambahan Fasilitas Cuci Darah
SAMPIT, Kalteng.co – Akses layanan hemodialisis di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) masih menjadi persoalan serius. Keterbatasan fasilitas cuci darah di RSUD dr. Murjani Sampit membuat banyak pasien terpaksa menempuh perjalanan lebih dari 200 kilometer ke Kota Palangka Raya untuk mendapatkan perawatan rutin.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Kotim, Riskon Fabiansyah, menyoroti dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkan. Menurutnya, banyak pasien dan keluarga harus menanggung biaya tinggi, mulai dari transportasi hingga akomodasi, untuk menjalani pengobatan.
“Tidak sedikit pasien yang kesulitan biaya. Bahkan ada keluarga pasien yang sampai meminta-minta di jalan demi bertahan hidup selama pengobatan di Palangka Raya,” ungkapnya, Rabu (22/10/2025).
Riskon menekankan perlunya langkah konkret dari pemerintah daerah agar warga tidak lagi harus pergi jauh demi kesehatan mereka. Solusi yang diusulkan antara lain menambah jumlah mesin cuci darah di RSUD dr. Murjani atau menjalin kerja sama dengan fasilitas kesehatan lain di Kotim untuk menampung pasien.
“Ini menyangkut nyawa. Pasien cuci darah tidak bisa menunda jadwalnya, jadi pemerintah harus segera mencari solusi,” tegasnya.
Selain peningkatan fasilitas medis, Riskon juga menyoroti pentingnya rumah singgah bagi pasien yang menjalani pengobatan rujukan di luar daerah. Dengan adanya fasilitas ini, pasien dan keluarga bisa beristirahat dengan layak tanpa terbebani biaya tambahan.
“Pemerintah harus hadir untuk memastikan pasien mendapat tempat beristirahat yang layak dan tidak terbebani biaya tambahan,” pungkasnya. (oiq)
EDITOR: TOPAN




