AKHIR PEKANBeritaHIBURANMETROPOLIS

Celebrity Worship Syndrome; Ngefans Boleh, Tetap Rasional Harus

KALTENG.CO-Istilah Celebrity Worship Syndrome menjadi sangat popular sekarang ini. Seseorang rela membela habis-habisan, terhadap orang yang diidolakannya. Seharusnya, ngafans habis kepada seseorang boleh-boleh aja, namun tetap harus tetap rasional.

Syndrome ini semakin menjadi-jadi ditengah semakin mudahnya akses terhadap berbagai Platform media sosial (medsos)

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

Pernahkah Anda melihat di laman media sosial sesama fans saling ’’berkelahi’’ membela idolanya masing-masing? Atau mungkin Anda pernah merasakan sendiri ’’diserang’’ setelah mengomentari posting-an seorang selebriti?

Aksi fans yang mengidolakan selebriti secara berlebihan ini disebut celebrity worship syndrome, sebuah fenomena yang muncul sejak tahun 2000-an. Angkanya pun terus meningkat, seiring dengan kian terbukanya informasi dan semakin berkembangnya teknologi.

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

Sebenarnya tidak semua fans adalah worshipper atau pemuja. Ada juga fans yang mengidolakan seorang selebriti hanya untuk mengambil inspirasi dari selebriti tersebut. Karena karya-karyanya, karena sosoknya. Tapi, para worshipper atau pemuja akan betul-betul terobsesi dengan selebriti yang diidolakannya. Misalnya, ingin menjadi seperti selebriti yang diidolakan, ingin selebriti yang diidolakan menjadi kekasihnya, cinta mati dengan yang diidolakan, menutup mata terhadap perilaku buruk yang dilakukan selebriti yang diidolakan, dan masih banyak lagi contoh lainnya.

Lantas, bagaimana caranya agar kita sebagai fans bisa terhindar dari fenomena celebrity worship syndrome yang cenderung merugikan diri sendiri dan orang lain? Berikut beberapa poin agar kita menjadi fans yang rasional dan bisa mengontrol diri.

1. Tak perlu mengidolakan secara berlebihan

Karena segala sesuatu yang berlebihan pasti tidak baik. Misalnya, saking ngefans dengan idolanya sampai rela mengorbankan jiwa dan raga, bahkan rela menyerahkan harta dan kesuciannya.

2. Selebriti juga manusia biasa, sama seperti kita

Selebriti bukan sosok sempurna. Sadari bahwa mereka juga punya kekurangan, pernah berbuat salah. Jangan memuja mereka, menyembah mereka. Karena mereka hanya manusia biasa, sama seperti kita. Cukup sebatas diidolakan; kita ambil yang baik-baik dari sifat mereka dan buang jauh-jauh sifat jelek mereka.

3. Pilih selebriti yang memang layak diidolakan

Jangan tertipu dengan tampilan selebriti di layar televisi. Sebab, kehidupan asli mereka di luar layar televisi belum tentu sama dengan yang kita saksikan di layar televisi. Di layar televisi mungkin mereka terlihat ramah, baik, santun, dan dermawan. Tapi, aslinya belum tentu sama. Jadi, ketika mereka terbukti berbuat salah, jangan bela mereka, jangan dukung mereka, bahkan malah memberi mereka panggung.

4. Kurangi penggunaan media sosial dan menonton televisi

Apa yang kita lihat dan konsumsi setiap hari pasti akan memengaruhi diri kita. Jadi, gunakan media sosial dengan bijak dan pastikan yang kita lihat sehari-hari adalah tayangan-tayangan positif.

5. Cintailah diri kita

Kalau kita belum bisa mencintai diri sendiri, bagaimana mau mencintai orang lain? Fokuslah terhadap kehidupan kita sendiri, jangan fokus pada kehidupan idola. Jangan melepas impian kita hanya untuk menjalani kehidupan orang lain (selebriti idola). Fokuslah mengembangkan minat dan bakat kita, karena dampaknya bisa dirasakan langsung dalam kehidupan kita; semakin percaya diri, karier makin melesat, bisnis kian sukses, dan seterusnya.

Semoga beberapa poin tersebut bisa menjadi alarm agar lebih rasional dan dewasa sebagai fans. Ketika Anda mulai berfantasi berlebihan, serta mulai tidak bisa mengontrol aktivitas dan perasaan terkait selebriti favorit Anda, jangan ragu untuk segera menghubungi psikolog atau psikiater yang ahli di bidangnya. (*)

Oleh Sakti Al FattaahPublic speaking coach & mentor, eks news presenter NET., penulis buku Public Speaking Itu Mudah dan Menyenangkan (Dikutip dari JawaPos.com/tur)

Related Articles

Back to top button