Rumah (Te)tangga
Perempuan lebih hebat dari laki-laki, bukan setara. Bodoh, sekarang malah meminta setara. Jika ada masalah dengan pasangan, berarti yang bermasalah pasangannya atau keduanya memang bermasalah. Sebab gagalnya rumah tangga atau hubungan kerap berdampak pada psikologis yang sakit, akhirnya membawa pada pemikiran yang aneh-aneh. Kami sering mendengar pertengkaran dari tetangga kami, bahkan kami takut, khawatir terjadi hal yang tidak-tidak.
Sering kami dengar si perempuan kerap mengatakan dirinya PSK dengan suara yang keras, padahal itu aib keluarga mereka. Seharusnya mereka simpan sendiri. Dan hal itu mereka lakukan berulang-ulang jika mereka sedang bertengkar.
Mereka mengontrak rumah sudah sekitar setahun ini. Kami tidak tahu kerja suaminya apa, yang jelas istrinya kerap mengeluhkan soal uang dan mengumpat dengan mengatakan, ”Cinta tai kucing”. Kesimpulan kami, si laki-laki seorang penganggur. Tapi anehnya kenapa si perempuan mau menikah dengan seorang penganggur dan cinta yang tai kucing itu.
Semula memang saya percaya cinta bisa terbentuk seiring dengan berjalannya waktu, tapi setelah sembilan tahun pernikahan, kami mulai tidak percaya. Artinya, pepatah itu berlaku bagi pasangan-pasangan tertentu, bukan kami.
Segala upaya kami lakukan, hasilnya nihil. Rasanya hidup kami hampa. Tapi kami berusaha dengan keras kepala mempertahankan rumah tangga kami. Kami terus berdoa agar Tuhan menaruh cinta di hati kami. Kami juga kerap meminta doa pada kiai-kiai.
Tapi beberapa kiai justru menasihati kami agar kami kembali ke rumah dan beraktivitas seperti biasanya. Kami berdua sempat menjalankan nasihat mereka, tapi rasa cinta belum juga tumbuh di hati kami.
Akhirnya setelah kami berdiskusi cukup lama, kami memutuskan untuk memesantrenkan anak kami yang pertama, dan kami bertiga menyewa satu petak tanah berukuran 70 meter di dekat pesantren tempat anak kami nyantri. Saya sendiri ikut program tahfiz di pesantren itu, begitu juga suami saya.
Semua pekerjaan minimarket kami serahkan kepada keluarga dari pihak suami. Keperluan hidup dan lain-lain kami ambil dari tabungan. Semua ini kami lakukan sebagai upaya atau jalan menemukan cinta dari Yang Mahacinta. Kami tidak tahu berapa lama kami akan tinggal. Mungkin sampai Tuhan meniupkan cinta di hati kami. (Dikutip dari JawaPos.com/tur
)
Jogja, 2022
Kedung Darma Romansha
Kelahiran Indramayu. Ia bersama kawan-kawan muda Indramayu mendirikan komunitas Jamaah Telembukiyah yang bergerak di bidang sastra dan sosial. Sekarang sedang menyiapkan buku puisi terbarunya yang berjudul Tarling Dangdut Diva Pantura (JBS, 2022).