BeritaNASIONALPENDIDIKAN

Diktisaintek Berdampak: Wajah Baru Kampus Merdeka, Lebih Fokus pada Hasil Nyata untuk Masyarakat dan Industri

KALTENG.CO-Kampus Merdeka bertransformasi menjadi Diktisaintek Berdampak! Fokus utama bukan hanya magang, tapi juga riset, inovasi, dan kolaborasi dengan industri serta masyarakat untuk hasil nyata.

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

Kabar penting bagi dunia pendidikan tinggi Indonesia! Program Kampus Merdeka yang telah berjalan kini resmi berganti wajah menjadi Diktisaintek Berdampak.

Pengumuman perubahan nama yang strategis ini disampaikan langsung oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Brian Yuliarto, bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).

Meskipun berganti nama, Mendikti Saintek menegaskan bahwa program Diktisaintek Berdampak sejatinya adalah kelanjutan dan evolusi dari Kampus Merdeka.

Tujuan utamanya tetap sama, yaitu mempersiapkan mahasiswa agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan industri. Namun, perbedaan signifikan terletak pada penekanan yang lebih kuat pada outcome atau hasil nyata dari berbagai kegiatan pendidikan tinggi.

Lebih dari Sekadar Magang: Fokus pada Dampak Riset, Inovasi, dan Akademik

Jika Kampus Merdeka dikenal luas dengan program magangnya, Diktisaintek Berdampak melangkah lebih jauh.

Program ini tidak hanya berorientasi pada penyiapan mahasiswa memasuki dunia kerja melalui magang, tetapi juga secara aktif mendorong riset, inovasi, dan kegiatan akademik yang memiliki dampak langsung dan terukur bagi masyarakat serta dunia industri.

“Diktisaintek Berdampak ini menjadi simbol transformasi yang ingin memastikan bahwa seluruh aktivitas pendidikan tinggi, sains, dan teknologi tidak hanya menghasilkan output akademik, tetapi juga outcome yang dirasakan langsung oleh masyarakat,” jelas Menteri Brian Yuliarto.

Sinergi Erat dengan Industri, Pemerintah Daerah, dan Komunitas

Untuk mewujudkan dampak yang signifikan, Diktisaintek Berdampak akan mendorong sinergi yang lebih erat antara perguruan tinggi dengan berbagai pihak, termasuk dunia industri, pemerintah daerah, hingga komunitas di sekitar kampus.

Kolaborasi ini diharapkan dapat menghasilkan solusi nyata atas berbagai permasalahan yang dihadapi publik.

“Harapannya agar kampus-kampus bergandengan tangan dengan pemda, industri, dan masyarakat. Ini saatnya pendidikan tinggi hadir, bukan hanya mencetak lulusan, tapi menyelesaikan masalah di lapangan,” ungkapnya dengan penuh harap.

Transformasi Ekosistem Pendidikan Tinggi: Lebih Ilmiah, Sosial, dan Nasional

Sekretaris Jenderal Kemendikti Saintek, Togar Mangihut, menambahkan bahwa Diktisaintek Berdampak bukan sekadar perubahan nama atau slogan. Lebih dari itu, ini adalah semangat transformasi yang lebih dalam pada ekosistem pendidikan tinggi, dengan tujuan agar menjadi lebih ilmiah, sosial, dan nasional dalam memberikan dampaknya.

Perubahan ini juga tercermin dalam pendekatan terhadap program beasiswa KIP-Kuliah. Jika sebelumnya fokus lebih pada jumlah penerima beasiswa, kini penilaian akan bergeser pada hasil nyata, seperti tingkat kelulusan penerima beasiswa dan kemampuan mereka untuk mendapatkan pekerjaan setelah lulus.

“Kalau dulu dilihat dari berapa yang dapat beasiswa. Sekarang, kita lihat dia lulus dan bisa kerja atau tidak. Jadi enggak cuma dapat, tapi berdampak,” papar Togar Mangihut.

Program Magang Tetap Berlanjut dengan Sistem yang Lebih Kolaboratif

Salah satu ciri khas Kampus Merdeka, yaitu program magang, dipastikan akan tetap berlanjut dalam kerangka Diktisaintek Berdampak. Meskipun mekanismenya masih dalam tahap finalisasi, Kemendikti Saintek menjanjikan sistem yang lebih terbuka dan kolaboratif.

Dalam sistem yang baru, mitra perusahaan bahkan akan memiliki kesempatan untuk terlibat dalam merancang kurikulum magang dan menentukan target yang diharapkan dari para pemagang. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan relevansi program magang dengan kebutuhan industri.

“Panduan magangnya nanti akan disusun bersama. Tapi kami kasih kebijakan bahwa, partisipasi ini bukan pemerintah saja. Ada swasta, masyarakat, bahkan mitra luar negeri,” ungkap Togar Mangihut.

Konversi SKS Magang Lebih Adaptif dan Berbasis Kontribusi Nyata

Terkait dengan pengkonversian Satuan Kredit Semester (SKS) bagi mahasiswa yang mengikuti program magang, Togar menjelaskan bahwa sistemnya akan menjadi lebih fleksibel dan adaptif, disesuaikan dengan capaian pembelajaran dari masing-masing program studi. Namun, setiap peserta magang wajib mendefinisikan secara utuh kontribusi nyata mereka selama program berlangsung.

“Itu fleksibel. Tapi dia harus jelas. Kalau dulu kan kadang-kadang enggak punya relevansi (dengan jurusannya, red),” sambungnya, menekankan pentingnya keterkaitan antara kegiatan magang dengan bidang studi mahasiswa.

Fasilitas Utama Tetap Diperkuat

Meskipun terjadi perubahan nama dan fokus, Kemendikti Saintek memastikan bahwa fasilitas utama yang selama ini mendukung program Kampus Merdeka akan tetap dipertahankan bahkan diperkuat.

Fasilitas tersebut meliputi pembiayaan, dukungan kerjasama dengan berbagai pihak, serta berbagai insentif untuk perguruan tinggi dan mahasiswa yang terlibat dalam program ini.

Transformasi Kampus Merdeka menjadi Diktisaintek Berdampak menandai era baru dalam pendidikan tinggi Indonesia.

Dengan penekanan yang lebih kuat pada outcome, kolaborasi, dan dampak nyata bagi masyarakat serta industri, program ini diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang tidak hanya siap kerja, tetapi juga mampu memberikan kontribusi signifikan bagi kemajuan bangsa.

Perubahan ini menjadi angin segar bagi upaya menciptakan ekosistem pendidikan tinggi yang lebih relevan, inovatif, dan berdampak. (*/tur)

Related Articles

Back to top button