BeritaKALTENGUtama

Hewan Kurban Diberi Tanda Bebas PMK

Kota Palangka Raya Berstatus Zona Merah PMK

Sedangkan sapi yang di datangkan secara sembunyi-sembunyi dari Kalsel tidak memiliki dokumen kesehatan serta tidak melalui proses karantina. Padahal Provinsi Kalsel juga berstatus zona merah PMK. Meskipun Kota Palangka Raya berstatus zona merah PMK, Sumardi menegaskan bahwa stok sapi kurban tidak berkurang, yaitu 1.250 sapi dan 450 ekor kambing.

“Kami terus imbau masyarakat dan pedagang agar membeli sapi yang ada dokumen kesehatan lengkap atau sapi yang sudah di vaksin. Demi mencegah terjadinya penularan PMK,” tegasnya. Sementara itu, H Sutikno selaku pemilik ternak sapi. Menyampaikan terima kasih kepada para petugas kesehatan hewan dari DPKP Kota Palangka Raya yang telah membantunya dalam perawatan terhadap ternak sapi yang mengalami gejala PMK, sehingga akhirnya bisa sembuh.

“Terima kasih sudah di bantu oleh tim kesehatan dan dokter hewan dari dinas pertanian, mereka ngasih tahu saya obatnya. Alhamdulillah, sekarang sapi-sapi sudah sehat lagi, jadi sekarang seluruh ternak bisa di lepas untuk kurban,” ujarnya,kemarin.

Sutikno mengaku merupakan orang pertama yang melaporkan bahwa ternak sapi di kandangnya tertular PMK. Namun ia tidak tahu persis bagaimana ternak sapi di kandang miliknya bisa tertular wabah.

“Ini semua sapi kampung, saya tidak berani mengambil sapi dari Jawa. Apalagi setelah dapat informasi bahwa ada wabah di Pulau Jawa,” ujar pria yang mengaku sudah 24 tahun menjalani usaha sebagai peternak sekaligus pedagang sapi dan kambing. Sutikno menduga penyebab sapi miliknya tertular PMK di karenakan mobilitas di sekitar kandang yang cukup tinggi.

Di akuinya, menjelang hari raya Iduladha, banyak warga yang datang untuk membeli sapi di tempat usahanya itu. “Mungkin ada orang yang keluar masuk kandang ke sini menanyakan sapi kurban. Tidak tahu orang dari mana saja, mungkin dari tempat yang sudah kena PMK tapi tidak di laporin,” katanya.

Sutikno mengaku, adanya wabah PMK membuatnya mengalami kerugian cukup besar. Sejumlah sapi jenis limousin yang di peliharanya terpaksa di potong karena mengalami sakit. “Sapi limousin ini ada yang harganya Rp36 juta, ada yang Rp31 juta, ada yang Rp25 juta. Karena melihat adanya gejala-gejala, saya jadi khawatir. Apalagi sapi limousin ini paling tidak kuat terhadap PMK, terpaksa saya potong,” pungkasnya. (sja/ahm/ce/ala)

Laman sebelumnya 1 2 3 4

Related Articles

Back to top button