“Ini yang penting, karena hampir 20 ribu masyarakat berada di dalam pengungsian. Kekurangan-kekurangan yang ada nanti bisa dibantu dari pemerintah pusat, selain dari logistik yang ada di pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota,” tuturnya.
Diakui Jokowi, bencana banjir yang terjadi di Kalsel kali ini terbesar sepanjang sejarah. Menurutnya, penyebab utama banjir tak lepas dari tingginya intensitas curah hujan yang dipengaruhi oleh fenomena La Nina.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga menyampaikan dukacita bagi para korban sekaligus mendoakan ketabahan bagi para keluarga yang ditinggalkan.
“Saya ingin menyampaikan dukacita yang mendalam atas korban yang meninggal akibat musibah banjir di Kalimantan Selatan ini. Semoga keluarga yang ditinggalkan mendapatkan kesabaran dan keikhlasan,” tandasnya.
Usai meninjau Jembatan Mataraman, Jokowi bersama rombongan selanjutnya mendatangi posko pengungsian korban banjir di Stasiun Demang Lehman. Di sana, Kepala Negara ini hanya sebentar menyapa para pengungsi serta membagikan sembako. Setelah itu kembali ke bandara untuk bertolak ke Jakarta.
Siti Raudah, 29, salah seorang pengungsi mengaku gembira karena mereka dikunjungi presiden. “Alhamdulillah kami diperhatikan juga oleh presiden,” ujar warga Kampung Melayu, Kecamatan Martapura Timur ini.
Dia berharap bantuan untuk korban terus mengalir. Sebab, hanya dari bantuan mereka bisa makan. “Selama di pengungsian kami tidak bekerja. Jadi makan dan keperluan lainnya hanya mengandalkan bantuan,” paparnya.