KALTENG.CO-Perceraian adalah sebuah proses yang menyakitkan dan seringkali meninggalkan bekas luka emosional. Bagi sebagian orang, perceraian bahkan terjadi berulang kali. Apa yang sebenarnya menyebabkan hal ini? Apakah hanya soal nasib buruk atau ada faktor lain yang lebih dalam?
Dalam perspektif psikologi, orang yang sering bercerai cenderung memiliki pola pikir dan perilaku tertentu yang memengaruhi dinamika hubungan mereka. Berikut adalah 8 sifat unik yang sering ditemukan pada individu yang mengalami perceraian berulang:
- Kesulitan dalam Berkomitmen: Orang yang kesulitan berkomitmen cenderung merasa takut atau ragu untuk terikat dalam jangka panjang. Hal ini bisa disebabkan oleh pengalaman masa lalu atau kurangnya kepercayaan diri dalam hubungan.
- Tingkat Empati yang Tinggi: Meskipun terdengar positif, tingkat empati yang terlalu tinggi dapat membuat seseorang sulit menetapkan batasan. Mereka cenderung terlalu fokus pada perasaan pasangan sehingga mengabaikan kebutuhan diri sendiri.
- Cenderung Impulsif: Sifat impulsif dapat membuat seseorang mengambil keputusan yang terburu-buru, termasuk keputusan untuk menikah atau bercerai.
- Sensitif terhadap Penolakan: Ketakutan akan penolakan dapat membuat seseorang menjadi clingy atau terlalu bergantung pada pasangan.
- Hasrat akan Perubahan dan Kegembiraan: Orang yang bosan dengan rutinitas dan selalu mencari sensasi baru mungkin sulit mempertahankan hubungan jangka panjang.
- Percaya Diri yang Rendah: Rendahnya kepercayaan diri dapat membuat seseorang merasa tidak layak mendapatkan cinta dan kasih sayang.
- Pola Komunikasi yang Tidak Sehat: Kesulitan dalam berkomunikasi secara efektif dapat menyebabkan kesalahpahaman dan konflik yang berkelanjutan.
- Riwayat Trauma Masa Kecil: Pengalaman traumatis di masa kecil dapat memengaruhi cara seseorang membentuk hubungan dewasa.
