BeritaFAMILYLife StyleMETROPOLIS

Mode Bertahan Hidup! Kapan Ini Menjadi Masalah dan 7 Tandanya yang Mungkin Tak Kamu Sadari

KALTENG.CO-Dalam mengarungi kehidupan yang penuh dengan lika-liku, seringkali kita dihadapkan pada persimpangan jalan yang membingungkan. Saat badai menerpa, insting alami kita mungkin mendorong untuk mengambil langkah mundur atau bahkan hanya sekadar bertahan.

Seperti yang dikutip dari Oke Klinik pada Jumat (11/04/2025), berada dalam mode bertahan hidup adalah respons yang wajar, terutama setelah mengalami trauma. Namun, perlu diingat bahwa menetap dalam mode ini terlalu lama dapat membawa dampak negatif, salah satunya adalah stres kronis.

Lantas, bagaimana kita mengenali jika diri kita sedang berada dalam mode bertahan hidup, bahkan ketika dari luar tampak baik-baik saja?

https://kalteng.co

 Artikel ini, yang dilansir dari Blog Herald pada Jumat (11/04/2025), akan mengupas tuntas 7 tanda halus yang mungkin mengindikasikan bahwa Anda sedang dalam mode bertahan hidup dan mengapa penting untuk menyadarinya.

Memahami Mode Bertahan Hidup:

Mode bertahan hidup adalah respons psikologis dan fisiologis tubuh terhadap ancaman atau tekanan yang dirasakan. Ini adalah mekanisme purba yang membantu kita fokus pada keamanan dan kelangsungan hidup. Dalam situasi berbahaya, mode ini sangat membantu karena meningkatkan kewaspadaan, mempercepat reaksi, dan menghemat energi untuk menghadapi ancaman.

Namun, masalah muncul ketika mode bertahan hidup ini menjadi respons otomatis dan berkepanjangan, bahkan dalam situasi yang sebenarnya tidak mengancam. Kondisi inilah yang dapat memicu stres kronis dan berbagai masalah kesehatan mental serta fisik lainnya.

7 Tanda Tersembunyi Kamu Sedang dalam Mode Bertahan Hidup:

Seringkali, seseorang yang berada dalam mode bertahan hidup tampak baik-baik saja dari luar. Mereka mungkin tetap menjalankan rutinitas, tersenyum, dan berinteraksi sosial. Namun, di balik layar, ada perjuangan internal yang sedang berlangsung. Berikut adalah 7 tanda yang patut Anda perhatikan:

  1. Kewaspadaan Berlebihan (Hypervigilance): Anda merasa selalu “siaga” dan tegang, seolah-olah bahaya bisa muncul kapan saja. Suara atau gerakan kecil pun bisa membuat Anda terkejut berlebihan. Sulit untuk merasa benar-benar rileks dan aman.
  2. Pikiran yang Terus Berputar dan Sulit Tenang: Pikiran Anda mungkin dipenuhi dengan kekhawatiran yang terus menerus muncul, bahkan tentang hal-hal sepele. Anda kesulitan untuk “mematikan” otak dan merasa sulit untuk fokus atau berkonsentrasi karena pikiran terus berlomba.
  3. Gangguan Pola Tidur: Anda mungkin mengalami kesulitan untuk tidur (insomnia), sering terbangun di tengah malam, atau tidur Anda terasa tidak nyenyak meskipun durasinya cukup. Ini adalah akibat dari sistem saraf yang terus menerus berada dalam keadaan tegang.
  4. Perubahan Drastis pada Nafsu Makan: Stres kronis dapat memengaruhi nafsu makan secara signifikan. Beberapa orang mungkin kehilangan nafsu makan sama sekali dan kesulitan untuk makan, sementara yang lain mungkin cenderung makan berlebihan (emotional eating) sebagai cara untuk mengatasi stres.
  5. Penarikan Diri dari Interaksi Sosial: Meskipun Anda mungkin tetap berinteraksi dengan orang lain, Anda mungkin merasa lelah dan terbebani oleh interaksi sosial. Anda mungkin lebih memilih untuk menyendiri dan menghindari keramaian sebagai cara untuk “menghemat” energi emosional.
  6. Reaksi Emosional yang Intens atau Tidak Terduga: Emosi Anda mungkin terasa lebih intens dari biasanya. Anda mungkin lebih mudah marah, sedih, cemas, atau frustrasi, bahkan terhadap hal-hal kecil. Reaksi emosional Anda mungkin terasa tidak proporsional dengan situasi yang ada.
  7. Munculnya Keluhan Fisik yang Tidak Jelas Penyebabnya: Stres berkepanjangan dapat bermanifestasi dalam bentuk keluhan fisik seperti sakit kepala tegang, nyeri otot, gangguan pencernaan, atau kelelahan kronis yang tidak kunjung hilang meskipun sudah beristirahat.

1 2Laman berikutnya

Related Articles

Back to top button