Penunjukan Ifan Seventeen Jadi Dirut PFN Tuai Kontroversi, Kurang Pengalaman di Dunia Film?

KALTENG.CO-Penunjukan penyanyi Riefian Fajarsyah atau Ifan Seventeen sebagai Direktur Utama (Dirut) PT Produksi Film Negara (PFN), perusahaan BUMN, memicu pro dan kontra. Pasalnya, latar belakang Ifan yang minim pengalaman di industri perfilman menjadi sorotan.
Kritik dari Penulis Skenario Andi Atthira







Penunjukan Ifan Seventeen menuai kritik keras dari penulis skenario Andi Atthira. Melalui akun Instagramnya, Andi mempertanyakan kapabilitas Ifan dalam memimpin PFN. Ia menilai tokoh perfilman seperti Deddy Mizwar, Eros Djarot, Mira Lesmana, atau Garin Nugroho lebih layak menduduki posisi tersebut.
“Nggak habis fikri, di luar nurul. Paham apa dia soal perfilman tiba-tiba ditunjuk jadi Direktur PT. Produksi Film Negara? Apa yang bisa dia lakukan bagi dunia perfilman, selain bikin lagu mellow mendayu dayu,” tulis Andi di akun Instagramnya.










Minim Pengalaman di Dunia Perfilman
Pengalaman Ifan di dunia perfilman hanya terbatas pada produksi film dokumenter Seventeen berjudul “Kemarin”. Film tersebut dibuat untuk mengenang perjalanan grup musik Seventeen hingga tragedi tsunami yang merenggut nyawa personelnya.
Hal ini menjadi sorotan karena PFN merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi film. Banyak pihak menilai pengalaman Ifan belum cukup untuk memimpin perusahaan sebesar PFN.
Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pihak PFN maupun Kementerian BUMN terkait kritik yang dilayangkan kepada Ifan Seventeen. Namun, penunjukan ini memicu diskusi publik mengenai kriteria ideal seorang Dirut PFN.
Harapan dan Tantangan Ifan Seventeen
Meskipun menuai kontroversi, penunjukan Ifan Seventeen sebagai Dirut PFN tetap menjadi sebuah kesempatan. Banyak pihak berharap Ifan dapat membawa angin segar dan inovasi bagi industri perfilman Indonesia.
Namun, Ifan juga menghadapi tantangan besar untuk membuktikan kemampuannya dalam memimpin PFN. Ia harus mampu menjawab keraguan publik dan membawa PFN ke arah yang lebih baik. (*/tur)