BeritaHukum Dan KriminalNASIONAL

Reaksi Keras dr. Tirta Soal Dokter PPDS Unpad Diduga Rudapaksa Anak di RSHS: “Ini Kisah Memalukan!”

KALTENG.CO-Kasus dugaan tindakan asusila yang menyeret nama seorang dokter PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) dari Universitas Padjadjaran (Unpad) di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung terus menuai sorotan tajam.

Dokter sekaligus influencer kesehatan, dr. Tirta Mandira Hudhi, turut angkat bicara dan mengecam keras tindakan Priguna Anugerah Pratama (31), yang diduga melakukan upaya rudapaksa terhadap seorang anak pasien.

Melalui serangkaian cuitan di platform X (Twitter), dr. Tirta menyampaikan kekecewaannya yang mendalam. Ia bahkan menyebut insiden ini sebagai “kisah paling memalukan sepanjang sejarah PPDS”.

Pernyataan keras ini mencerminkan betapa seriusnya dampak kasus ini terhadap citra profesi kedokteran di Indonesia.

“Ini bukan hanya mencoreng nama baik profesi kedokteran, tetapi juga berpotensi menghancurkan kepercayaan masyarakat terhadap dokter anestesi di seluruh Indonesia,” tulis dr. Tirta, yang pernyataannya dikutip pada Rabu (9/4/2025).

Kekhawatiran dr. Tirta sangat beralasan, mengingat kepercayaan adalah fondasi utama dalam hubungan antara dokter dan pasien.

Lebih lanjut, dr. Tirta mengungkapkan keprihatinannya atas potensi hilangnya rasa aman bagi pasien dan keluarga di lingkungan rumah sakit. “Trust yang dibangun bertahun-tahun bisa runtuh hanya karena satu orang ini,” imbuhnya.

Pernyataan ini menyoroti dampak psikologis yang mungkin dialami oleh pasien lain dan keluarga mereka akibat perbuatan oknum dokter tersebut.

Priguna Anugerah Pratama sendiri kini telah ditahan oleh pihak kepolisian. Foto-foto yang beredar memperlihatkan pelaku dalam balutan baju tahanan berwarna biru dengan ekspresi muram.

Tindakan bejat yang diduga dilakukannya di RSHS Bandung, sebuah institusi yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang aman dan profesional, tentu sangat disesalkan.

Menyikapi kasus ini, dr. Tirta dengan tegas mendesak aparat penegak hukum untuk memberikan hukuman yang seberat-beratnya kepada pelaku. “

Pelaku harus dihukum seberat-beratnya. Ini bukan hanya soal pelanggaran hukum, tapi juga soal moral, etika, dan tanggung jawab profesi. Investigasi harus dilakukan menyeluruh, termasuk kemungkinan adanya korban-korban lain,” tegasnya.

Seruan ini juga mencerminkan harapan banyak pihak agar keadilan dapat ditegakkan bagi korban dan memberikan efek jera bagi pelaku lain.

Reaksi atas kasus ini tidak hanya datang dari kalangan tenaga medis. Gelombang dukungan dan simpati untuk korban dan keluarganya terus mengalir dari berbagai lapisan masyarakat. Warganet dan tenaga kesehatan lainnya turut menyampaikan keprihatinan mendalam atas tragedi ini.

Desakan agar kasus ini diusut tuntas secara transparan dan menjadi pelajaran berharga bagi dunia pendidikan serta profesi kedokteran semakin kuat.

Harapannya, kejadian ini dapat menjadi momentum untuk memperketat pengawasan dan penanaman nilai-nilai integritas serta etika profesi di kalangan calon dan tenaga medis, demi menjaga keselamatan dan kenyamanan pasien. (*/tur)

Related Articles

Back to top button