Saham AS Cetak Rekor, Sinyal Positif untuk Kripto?

KALTENG.CO-Pasar keuangan global kembali dihebohkan. Indeks saham-saham utama di Amerika Serikat, seperti S&P 500 dan Nasdaq, baru-baru ini mencatat rekor tertinggi baru pada penutupan perdagangan Jumat (28/6/1015).
Kenaikan ini bukan tanpa alasan, didorong oleh gelombang optimisme pasar terkait hubungan dagang AS dengan negara lain serta ekspektasi kuat akan segera dilakukannya pemangkasan suku bunga oleh The Fed (bank sentral AS).
Saham Teknologi Jadi Primadona
Sepanjang kuartal kedua, kinerja pasar saham AS memang fantastis. Indeks S&P 500 melonjak sekitar 10,6 persen, sementara Nasdaq melesat jauh lebih tinggi hingga 17,8 persen. Kenaikan signifikan ini sebagian besar ditopang oleh saham-saham teknologi yang kembali menjadi magnet bagi investor.
Menurut Fahmi Almuttaqin, seorang analis dari platform kripto Reku, sentimen positif ini semakin diperkuat oleh kabar baik dari Kanada. “Kanada baru saja mencabut pajak digital untuk perusahaan teknologi, dan itu membuat investor global semakin nyaman mengincar saham-saham teknologi,” jelas Fahmi. Keputusan ini menunjukkan dukungan regulasi terhadap sektor teknologi, yang secara tidak langsung meningkatkan minat investor.
Fahmi juga menambahkan bahwa jika inflasi di AS terus menunjukkan penurunan, kemungkinan besar The Fed akan segera memangkas suku bunga. Bahkan, pemangkasan ini bisa jadi dimulai paling cepat pada bulan Juli. “Ini menjadi sinyal positif untuk aset-aset berisiko seperti saham dan kripto,” ujarnya, mengindikasikan bahwa kondisi pasar akan menjadi lebih “ramah risiko” atau risk-on.
Efek Domino ke Pasar Kripto
Kondisi pasar yang lebih risk-on umumnya membawa angin segar bagi dunia kripto. Pemangkasan suku bunga biasanya akan meningkatkan likuiditas di pasar, mendorong investor untuk mencari aset dengan potensi keuntungan lebih tinggi, termasuk aset digital seperti Bitcoin.
“Bitcoin sudah menunjukkan tanda-tanda merespons sentimen ini dan saat ini diperdagangkan di kisaran USD 108.000,” kata Fahmi. Meskipun demikian, ia tetap mengingatkan para investor untuk selalu waspada. Arah kebijakan ekonomi global masih penuh dengan ketidakpastian, sehingga kehati-hatian adalah kunci.
Faktor Donald Trump dan The Fed
Dinamika pasar semakin menarik dengan kehadiran Donald Trump, yang berpotensi kembali menjabat sebagai Presiden AS. Trump telah menyatakan akan menyiapkan daftar calon pengganti ketua The Fed saat ini, Jerome Powell. Nama-nama yang santer disebut, seperti Kevin Warsh, Scott Bessent, dan David Malpass, dikenal sebagai figur yang mendukung pemangkasan suku bunga secara agresif.
“Trump bahkan kabarnya menulis catatan tangan mendesak Powell untuk menurunkan bunga ke 1 persen,” ungkap Fahmi.
Jika pemimpin The Fed yang baru nanti lebih “dovish” atau pro-pemangkasan bunga, ini bisa menjadi dorongan besar bagi pasar saham dan kripto untuk kembali melesat. Namun, ada sisi lain yang perlu dicermati. Strategi yang dikenal sebagai shadow chair ini berpotensi memicu kebingungan mengenai arah kebijakan moneter. Hal ini bisa menciptakan volatilitas tajam di pasar keuangan global, termasuk kripto.
Strategi Investasi di Tengah Ketidakpastian
Dalam kondisi pasar yang fluktuatif, Fahmi menyarankan strategi investasi bertahap seperti Dollar-Cost Averaging (DCA). Strategi ini melibatkan pembelian aset kripto secara rutin setiap bulan, tanpa perlu mencoba menebak-nebak waktu terbaik untuk membeli. DCA membantu mengurangi risiko fluktuasi harga dan membangun portofolio secara konsisten.
Sebagai informasi, rekor pasar saham AS dan spekulasi mengenai suku bunga bukan hanya tentang Wall Street, tetapi juga dapat menjadi “bahan bakar” bagi pasar kripto.
Namun, seperti biasa, kehati-hatian tetap nomor satu. Jangan terburu-buru terbawa fenomena FOMO (Fear of Missing Out). Pastikan strategi investasi Anda tetap rasional dan sesuai dengan profil risiko Anda. (*/tur)