Kalteng Alami Deflasi 0,30 Persen

PALANGKA RAYA-Indeks harga konsumen di level pedagang eceran di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), dikompilasi berdasarkan gabungan dua kota rujukan yakni Palangka Raya dan Sampit. Selama September 2020 terjadi deflasi 0,30 persen atau terjadi penurunan indeks harga dari 104,59 di Agustus 2020 menjadi 104,28 di September 2020.
“Kelompok pengeluaran yang mendominasi pengaruh deflasi ini adalah penurunan indeks harga kelompok makanan, minuman dan tembakau 0,84 persen dan kelompok transportasi 0,71 persen,” ucap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalteng, Yomin Tofri M.A, baru-baru ini.
Menurut Yomin, deflasi 0,30 persen tersebut diikuti laju infasi tahun kalender 0,13 persen. Secara umum dipicu oleh kenaikan indeks harga kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 7,84 persen dan kelompok kesehatan 1,07 persen.
Sementara itu, inflasi tahun ke tahun 1,42 persen didominasi pengaruh kenaikan indeks harga kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 8,96 persen dan kelompok makanan, minuman, dan tembakau 1,91 persen.
Selama September 2020, lanjut Yomin, komponen energi relatif tidak memiliki pengaruh terhadap sebagian besar perubahan tingkat harga kebutuhan bahan pokok, baik di Palangka Raya maupun di Sampit. Hal ini terlihat dari rendahnya indeks harga komponen energi di Palangka Raya 97,45 dan Sampit 97,39.
“Sementara itu, komponen bahan makanan mendominasi andil terhadap deflasi, baik di Palangka Raya 1,56 persen maupun Sampit 0,79 persen,” katanya.
Selama satu semester terakhir, komponen energi selalu mengalami laju inflasi negatif di kedua kota. Kecuali pada September 2020 hanya terjadi di Sampit. Sebaliknya, komponen makanan baru menunjukkan deflasi untuk ketiga kalinya terhitung sejak Juli hingga September ini dalam kurun satu semester terakhir.
“Komoditas emas perhiasan secara kolektif menjadi pemicu inflasi di kedua kota. Cukup rendahnya harga eceran buah semangka, daging ayam ras, telur ayam ras, bawang merah, dan cabai rawit menjadi instrumen reduktif terhadap kenaikan indeks harga secara umum di kedua kota. Andil angkutan udara pun berpengaruh signifikan terhadap perubahan indeks harga, baik di Palangka Raya maupun di Sampit,” tandasnya. (hms/aza)