Subsektor Perkebunan Rakyat NTP Tertinggi
PALANGKA RAYA, kalteng.co – Dari kelima subsektor nilai tukar petani (NTP) selama Mei 2021 yang tertinggi berasal dari tanaman perkebunan rakyat 126,16. Diikuti peternakan 105,08, hortikultura 103,12, perikanan 102,19 dan tanaman pangan sebesar 96,92.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng, Eko Marsoro, mengatakan, pada Mei 2021, nilai tukar hasil produksi pada subsektor tanaman pangan masih belum mampu mengimbangi tingkat harga kebutuhan konsumsi dan biaya produksi.
“Hal ini disebabkan karena indeks harga yang diterima petani 105,60 lebih kecil dibanding indeks harga yang dibayar petani 108,96. NTP subsektor tanaman pangan mengalami penurunan 0,57 persen dari 97,48 (April 2021) menjadi 96,92 (Mei 2021),” katanya.
Berita Terkait……NTP Subsektor Tanaman Pangan Terendah
Menurut dia, semua indeks harga hasil produksi di subsektor pertanian mengalami peningkatan. Baik kelompok padi 0,27 persen maupun palawija 0,06 persen. Disisi lain, pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga maupun barang modal mengalami peningkatan yang lebih besar dibanding hasil produksi.
Eko melanjutkan, subsektor hortikultura merupakan salah satu subsektor yang mengalami penurunan nilai tukar 0,57 persen. Dari 103,71 April 2021 menjadi 103,12 pada Mei 2021. Peningkatan It yang terjadi pada kelompok produksi buah-buahan 2,89 persen didominasi semangka, pisang dan nanas, sementara pada kelompok tanaman obat didominasi oleh kunyit dan kemangi.
“Sementara tanaman perkebunan rakyat merupakan subsektor andalan di Kalteng. Pada Mei 2021, subsektor ini mengalami peningkatan nilai tukar sebesar 2,02 persen yang didorong oleh peningkatan It (2,84 persen) khususnya untuk komoditas karet dan kelapa sawit,” terangnya.
Eko menambahkan, untuk subsektor peternakan mengalami peningkatan nilai tukar 1,62 persen dari 103,40 April 2021 menjadi 105,08 Mei 2021. Indeks harga hasil produksi mengalami peningkatan di semua kelompok, didominasi oleh kelompok unggas (khususnya komoditas ayam ras pedaging) 3,29 persen.
“Untuk subsektor perikanan mengalami peningkatan nilai tukar 0,12 persen dari 102,07 (April 2021) menjadi 102,19 (Mei 2021). Peningkatan nilai tukar subsektor perikanan didorong peningkatan nilai tukar nelayan 0,16 persen. Meningkatnya indeks harga perikanan tangkap dipengaruhi komoditas ikan baong, lais, haruan, rajungan, toman, udang sungai, dan papuyu,” tandasnya. (aza)