Hukum Dan Kriminal

Viral Video Pelajar SMP Aniaya Teman, Satgas PPA Kalteng: Kekerasan Bukan Solusi

PALANGKA RAYA, Kalteng.co – Sebuah video berdurasi 1 menit 15 detik yang memperlihatkan aksi kekerasan seorang pelajar SMP terhadap teman satu sekolahnya viral di media sosial.  Dalam video tersebut, pelaku beberapa kali melayangkan pukulan pada korban. Kejadian ini diketahui terjadi di rumah korban, bukan di lingkungan sekolah.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kalimantan Tengah, Kumala Widya menyayangkan atas tindakan kekerasan yang dilakukan pelaku.

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

Ia menegaskan, kekerasan fisik tidak bisa dibenarkan dalam situasi apa pun.

“Tindakan pemukulan tidak bisa dijadikan solusi dalam menyelesaikan masalah. Anak-anak seharusnya belajar menyelesaikan konflik dengan cara yang lebih baik,” ujar Kumala, Jumat (28/2/2025).

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

Ia mempertanyakan alasan video tersebut diviralkan, mengingat informasi awalnya menyebutkan bahwa kedua belah pihak telah berdamai sebelum rekaman tersebar.

Ia menilai langkah yang lebih bijak adalah melakukan mediasi kembali untuk mencari solusi terbaik bagi anak-anak yang terlibat.

“Jika memang ada ketidakpuasan, orang tua korban sah-sah saja melaporkan ke pihak berwajib, bukan dengan memviralkan. Apalagi kejadian ini terjadi di rumah korban, bukan di sekolah, sehingga tidak ada kaitannya dengan institusi pendidikan,” tambahnya.

Lebih lanjut, ia menyoroti dampak psikologis yang bisa dialami oleh anak-anak akibat viralnya video tersebut.

“Semakin diviralkan, anak bisa mengalami tekanan mental lebih besar. Orang tua seharusnya fokus pada pemulihan kesehatan mental anak, baik korban maupun pelaku, agar kejadian serupa tidak terulang,” tegasnya.

Ia mengingatkan pentingnya menjaga privasi anak, termasuk identitasnya, agar mereka tetap mendapatkan perlindungan yang layak.

“Identitas anak seharusnya disembunyikan, bukan justru disebarluaskan oleh orang dewasa. Anak-anak memiliki hak untuk dilindungi,” tutupnya. (oiq)

EDITOR: TOPAN

Related Articles

Back to top button