DPRD GUNUNG MASLEGISLATIF

Siapkan Anggaran Pengadaan Peralatan Damkar

KUALA KURUN, Kalteng.co – Dalam dua bulan terakhir ini, jumlah hotspot dan kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) cenderung meningkat di wilayah Kabupaten Gunung Mas. Untuk itu, semua pihak, baik pemerintah kabupaten (pemkab), kepolisian dan instansi terkait, termasuk pemerintah desa harus bersatu dalam penanggulangan karhutla.

”Dalam penanggulangan karhutla di wilayahnya, saya minta semua pemerintah desa menyiapkan anggaran untuk pengadaan peralatan pemadam kebakaran (damkar),” kata anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gunung Mas (Gumas) Nomi Aprilia, Rabu (23/8).

Menurut dia, bencana karhutla dapat terjadi kapan dan dimana saja. Untuk itu, diimbau kepada semua pemerintah desa, agar menganggarkan dana untuk pengadaan peralatan damkar, yang harus disesuaikan dengan kondisi geografis di desa masing-masing.

”Sebelum dianggarkan, tentu harus dirapatkan dulu melalui musyawarah desa dengan melibatkan seluruh pihak. Jika sudah mencapai kesepakatan, maka dari pemerintah desa bisa menganggarkan dana pembelian peralatan damkar itu,” ujarnya.

Belajar dari bencana karhutla yang telah terjadi beberapa tahun silam, diminta kepada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) setempat untuk menyurati semua pemerintah desa agar menyiapkan anggaran pengadaan alat damkar.

”Sebelum peralatan damkar dibeli, saya ingin pemerintah desa terlebih dahulu berkonsultasi dan berkoordinasi dengan instansi terkait,” harap politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini.

Selama ini, lanjut dia, bencana karhutla sangat merugikan masyarakat, baik sisi materil, kesehatan, dan lainnya. Dengan demikian, seluruh pemerintah desa perlu penyiapkan anggaran, sebagai upaya penanggulangan karhutla di wilayah masing-masing.

”Pemerintah desa harus memikirkan anggaran pengadaan alat damkar. Tidak ada kata terlambat,” tegas Legislator dari daerah pemilihan (dapil) I mencakup Kecamatan Kurun, Mihing Raya, dan Sepang ini.
Terpisah, Bupati Gumas Jaya Samaya Monong mengatakan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan musim kemarau tahun 2023 akan lebih panjang dan kering akibat fenomena el nino. Puncaknya terjadi pada Bulan Agustus dan September.

”Untuk itu, saya meminta kepada semua pihak termasuk pemerintah desa agar meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman karhutla,” pungkasnya. (okt)

Related Articles

Back to top button