BeritaKasonganUtama

Jangan Ada Kegiatan PETI di Aliran Sungai Katingan

KASONGAN, Kalteng.co -Bencana banjir besar yang terjadi sekarang. Dampaknya sudah dirasakan sebagian besar warga Katingan di 12 kecamatan.

Ini tentu menjadi pukulan berat bagi warga. Karena melumpuhkan berbagai aktivitas. Penyebab bencana terbesar sepanjang sejarah di Kabupaten Katingan, tentu tidak hanya pengaruh tingginya intensitas curah hujan. Akibat faktor lingkungan yang rusak, juga sangat besar pengaruhnya.

Terkait hal ini Bupati Katingan Sakariyas juga tidak membantah. Bahkan dia mengungkapkan Kecamatan Bukit Raya paling ujung bagian hulu Katingan, selama ini juga tidak pernah mengalami musibah banjir. Tapi tahun ini, wilayah itu juga terdampak bencana banjir.

“Jadi saya berpikir, tolong lah kepada kita semua. Agar ini menjadi renungan bersama, dan pembelajaran yang sangat penting,” katanya Kepala Kalteng Pos, Rabu (15/9/2021).

Diantara penyebab kerusakan lingkungan, yang terjadi selama ini. Yaitu kegiatan penambangan yang dilakukan di aliran sungai Katingan.

Bahkan Bupati secara tegas, memohon kepada masyarakat Katingan. Pasca bencana ini, agar jangan ada lagi kegiatan PETI di sepanjang aliran sungai Katingan.

“Ini menyebabkan dangkalnya sungai. Ketika terjadi hujan terus menerus, sungai tidak mampu lagi menampung. Sehingga meluap, dan terjadinya banjir besar ini. Disamping faktor yang lain,” jelasnya.

Bahkan orang nomor satu di Katingan ini juga mengungkapkan, ketika dirinya meninjau banjir ke daerah wilayah Kecamatan Pulau Malan. Masih ada ditemukan oknum warga yang melakukan penambangan di pinggir sungai.

“Masalah ini memang menjadi dilema. Disisi lain masyarakat memenuhi kebutuhannya. Tapi yang saya tegaskan, jangan lagi menambang di aliran sungai. Tolong lah hal ini diperhatikan. Dampaknya tidak hanya dirasakan segelintir orang. Tapi warga kita di 12 kecamatan,” tegasnya.

Sementara dari pantauan Kalteng Pos selama ini. Aktivitas tambang liar di Kabupaten Katingan, memang sudah bukan rahasia umum lagi. Pelakunya, sudah tidak lagi harus melakukan kegiatannya secara tersembunyi.

Mereka secara terang-terangan di depan mata. Salah satu contoh di pinggir jalan, dari Desa Hampalit menuju arah Hiang Bana Kecamatan Tasik Payawan. Belum lagi tempat lainnya, yang menggunakan alat berat, dan lainnya.(eri)

Related Articles

Back to top button