BeritaFAMILYHIBURANMETROPOLIS

Dari Animasi ke Realita: How to Train Your Dragon Live-Action Siap Menggebrak!

KALTENG.CO-Setelah lebih dari satu dekade memikat hati jutaan penonton di seluruh dunia lewat animasinya yang penuh kehangatan dan emosi, kisah ikonik How to Train Your Dragon siap untuk kembali menyapa layar lebar.

Namun kali ini, petualangan epik tentang persahabatan yang luar biasa antara manusia dan naga akan hadir dalam format live-action yang menjanjikan pengalaman yang jauh lebih realistis dan mendalam.

Dirilis pertama kali pada tahun 2010, How to Train Your Dragon dengan cepat merebut hati penonton melalui cerita yang menyentuh tentang Hiccup, seorang remaja Viking yang merasa tidak pernah benar-benar cocok dengan komunitasnya yang memiliki tradisi kuat untuk memburu dan membenci naga.

Namun, takdir membawanya pada pertemuan yang mengubah hidupnya selamanya ketika ia menjalin persahabatan yang tak terduga dengan seekor Night Fury, naga langka dan dianggap paling berbahaya, yang kemudian ia beri nama Toothless.

Lebih dari sekadar dongeng fantasi tentang makhluk mitos, How to Train Your Dragon adalah sebuah perjalanan emosional yang kuat tentang keberanian untuk menerima perbedaan, menantang tradisi yang usang, dan menemukan ikatan persahabatan di tempat yang paling tak terduga.

Kisah ini telah menjadi bagian penting dari masa kecil banyak orang, mengajarkan tentang empati, keberanian, dan pentingnya melihat melampaui prasangka.

15 Tahun Kemudian: Era Baru Persahabatan Hiccup dan Toothless

Kini, 15 tahun setelah perilisan film animasi pertamanya, DreamWorks dengan berani menghadirkan adaptasi live-action dari mahakarya ini yang dijadwalkan tayang pada tahun ini.

Langkah ini tentu saja disambut dengan antusiasme tinggi oleh para penggemar setia yang telah tumbuh bersama kisah Hiccup dan Toothless.

Mengutip dari laman Screen Rant, sekilas, alur cerita film live-action ini tampaknya akan tetap setia pada inti dari versi animasinya, termasuk adegan-adegan ikonik yang tak terlupakan, seperti momen pertama Hiccup mengulurkan tangannya dengan ragu namun penuh harap kepada Toothless.

Namun, perbedaan signifikan akan terasa dari segi visual dan nada keseluruhan film, yang dijanjikan akan membawa aura yang lebih kelam, dramatis, dan sarat dengan kedalaman emosional.

Visual Lebih Suram, Emosi Lebih Menggugah

Trailer yang telah dirilis memberikan sedikit gambaran tentang perubahan signifikan dalam estetika film ini. Dunia Viking yang dulunya digambarkan dengan warna-warna cerah khas animasi, kini hadir dengan tone yang lebih netral dan muram, menciptakan atmosfer yang lebih realistis dan mungkin sedikit lebih keras.

Perubahan paling mencolok mungkin terlihat pada penggambaran CGI naga. Jika dalam versi animasi Toothless dan naga lainnya tampil menggemaskan dan bersahabat, dalam live-action mereka tampak jauh lebih intimidatif dan agung. Detail visual yang ditingkatkan memberikan kesan bahwa naga adalah makhluk liar yang kuat dan patut dihormati, bahkan ditakuti.

Karakter Hiccup pun mengalami transformasi yang menarik. Remaja Viking yang sebelumnya dikenal canggung, penuh humor sarkastik, dan sedikit kikuk, kini digambarkan sebagai sosok yang lebih serius, diliputi keraguan, dan tengah bergumul dengan konflik batin yang lebih berat.

Perubahan ini memberikan dimensi baru pada karakternya, membuatnya terasa lebih manusiawi dan relatable bagi penonton yang lebih dewasa.

Lebih dari Sekadar Film Keluarga: Menyasar Penonton Dewasa

Pendekatan yang lebih realistis ini membuat film live-action How to Train Your Dragon terasa lebih nyata dan membumi.

Naga-naga tidak lagi tampil semata-mata sebagai teman lucu yang bisa ditunggangi tanpa konsekuensi, melainkan sebagai makhluk besar dengan kekuatan dahsyat yang bisa menjadi ancaman nyata jika tidak dipatuhi atau dipahami dengan benar.

Meskipun berakar dari sebuah film keluarga yang dicintai, versi live-action ini tampaknya dirancang untuk menjangkau dan beresonansi dengan penonton dewasa, terutama bagi mereka yang tumbuh besar bersama versi animasinya.

Dengan suasana yang lebih kelam, konflik yang lebih mendalam, dan pertaruhan yang terasa lebih besar, film ini berpotensi memberikan pengalaman menonton yang akan membekas di hati, tidak hanya menghibur tetapi juga menggugah emosi pada tingkat yang lebih matang.

Tentu saja, ini bukan berarti film live-action ini akan kehilangan semua elemen humornya. Namun, humor yang mungkin muncul diharapkan akan terasa lebih halus dan manusiawi, lahir dari interaksi karakter dan situasi yang lebih realistis, bukan lagi lelucon slapstick atau gag kartun yang khas dari animasi.

Langkah berani DreamWorks untuk membawa kisah Hiccup dan Toothless ke ranah live-action menunjukkan keberanian untuk bereksperimen dan berkembang.

Jika berhasil, adaptasi ini berpotensi menjadi awal dari era baru film live-action adaptasi animasi berkualitas tinggi yang mampu memuaskan baik penggemar lama maupun penonton baru.

Kita tunggu saja kehadirannya di layar lebar dan bersiaplah untuk kembali menyelami dunia persahabatan yang abadi antara seorang Viking muda dan naganya yang setia, kali ini dalam balutan realisme yang lebih intens. (*/tur)

Related Articles

Back to top button