Masyarakat Diminta Mewaspadai Investasi Uang Digital

PALANGKA RAYA,KALTENG.CO–Semenjak merebaknya pandemi Covid-19 di Tanah Air setahun kebelakang, membuat banyak pihak memutar otak guna mencari peluang usaha serta meningkatkan pemasukan bagi penghidupan.Dalam ketidakpastian di tengah banyaknya pembatasan akibat Covid-19, sedikit banyak telah menggoyahkan perekonomian masyarakat hingga pemerintah. Banyak pekerja yang harus dirumahkan, bahkan hingga daya beli di pasaran menurun. Banyak masyarakat yang mulai melirik sektor investasi berupa saham dan aset digital hingga mata uang digital (Cryptocurrency) yang kini ramai terjadi. Menyikapi fenomena tersebut, Wakil Ketua I Komisi B DPRD Kota Palangka Raya Susi Idawati mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai hal tersebut, serta tidak mudah melihat kemudahan dan keuntungan berlipat yang ditawarkan investasi tersebut. “Sebaiknya jika memang berinvestasi, maka haruslah bersifat industri atau produktif. Pemerintah Kota Palangka Raya juga sejauh ini tengah menggiatkan pembangunan serta pengembangan pada sektor ekonomi real seperti pertanian, industri rumahan, ekonomi kerakyatan, perikanan, perkebunan dan lain sebagainya,” ucapnya kepada awak media, Rabu (2/6). Menurutnya, pentingnya sektor usaha produktif tersebu untuk mengembangkan bahan baku yang telah tersedia di tengah-tengah masyarakat agar terdapat nilai tambah. Muaranya adalah keberhasilan kita dalam membangun pohon industri yang akan berdampak secara positif ke banyak pihak lainnya. “Kita jadi produktif. Lagi pula dengan iklim ekonomi Kota Palangka Raya yang tidak sebesar kota lainnya di Pulau Jawa serta lahan dan sumber daya alam yang sangat banyak, haruslah dimanfaatkan dengan baik,” jelasnya. Kecuali, lanjutnua, jika kota memiliki permasalahan seperti kota besar yang memiliki lahan terbatas, bahan baku terbatas, lapangan kerja terbatas, dan sebagainya baru bisa memanfaatkan saham atau mata uang digital sebagai alternatif. Di sisi lain, seandainya masyarakat masih ingin berinvestasi pada saham maupun mata uang digital serta investasi lainnya maka diperlukan ketelitian, kewaspadaan dan kehati-hatian agar masyarakat tidak terjebak dalam usaha investasi yang menjurus pada tindak kriminalitas. Ada dua poin penting yang menurutnya harus diingat oleh masyarakat atau pelaku investasi agar tetap berinvestasi secara cerdas, yakni 2L (logis dan legal).“Biasanya investasi ilegal itu menawarkan imbal hasil yang tinggi tanpa risiko dalam waktu cepat. Saya ingatkan masyarakat apabila ada tawaran investasi harus ingat 2 Legal dan logis,” sebutnya. Susi menambahkan, kegiatan usaha investasi yang legal selalu disertai keabsahan dari lembaga hukum. Selain itu, telah terdaftar di OJK maupun Bappebti yang menangani perusahaan-perusahaan berbasis investasi.“Legal artinya ada penawaran investasi sejujurnya. Ada badan hukum maupun izin produk. Kalau tidak ada, maka wajib untuk dicurigai. Kemudian, logis yang artinya rasional. Untuk mengetahui perusahaan investasi apa saja yang tidak memiliki legalitas, ada baiknya masyarakat untuk terus memantau website OJK serta Bappebti,” tutupnya. (ena/uni)