Belajar Empati dari Negeri Ginseng: 7 Film Korea tentang Disabilitas Tuli yang Membuka Mata

KALTENG.CO-Menyandang disabilitas, seperti tuli dan bisu, pastinya membuat hidup sehari-hari menjadi sebuah perjuangan tanpa henti. Komunikasi menjadi tantangan fundamental yang kerap terabaikan oleh mayoritas masyarakat.
Realitas ini digambarkan dengan apik dan penuh empati oleh para filmmaker dari Negeri Ginseng melalui film-film tentang bahasa isyarat.
Bahasa Isyarat Korea (Korean Sign Language/KSL), seperti yang diungkap oleh situs AllKpop, telah lama menjadi media yang kuat bagi para pembuat film untuk menyampaikan kisah-kisah sarat emosi.





Film-film ini tidak hanya berfokus pada tantangan dalam berkomunikasi, tetapi juga berhasil menyingkap realita emosional para penyandang disabilitas tuna rungu wicara. Mereka seringkali bergantung pada bahasa isyarat untuk mengekspresikan perasaan terdalam yang sulit diungkapkan melalui cara lain. Lebih jauh lagi, film-film ini secara kuat menyampaikan pesan tentang inklusi, empati, dan ketangguhan jiwa.
Berikut ini adalah 7 film Korea tentang Bahasa Isyarat yang wajib Anda tonton untuk memperkaya perspektif dan menyentuh hati Anda:
1. Silenced (Dogani – 2011)
Meskipun bukan fokus utama, penggunaan bahasa isyarat sangat menonjol dalam film ini untuk menggambarkan perjuangan para siswa tunarungu yang mengalami pelecehan. Film ini diangkat dari kisah nyata dan memicu gelombang reformasi hukum di Korea Selatan, menunjukkan kekuatan sinema dalam menyuarakan isu sosial.
2. My Secret Zoo (Haechiji Anha – 2020)
Film komedi yang unik ini menampilkan karakter tunarungu yang berkomunikasi melalui bahasa isyarat. Meski bergenre komedi, film ini berhasil menyisipkan momen-momen yang menyentuh tentang pentingnya memahami dan menerima perbedaan.
3. The Silent Sea (Goyo-ui Bada – 2021)
Serial fiksi ilmiah ini menampilkan karakter tunarungu yang menggunakan bahasa isyarat sebagai bagian integral dari plot. Latar belakang futuristik tidak mengurangi pesan tentang komunikasi dan ketergantungan antarmanusia.
4. Innocent Witness (Jeungin – 2019)
Film drama hukum ini menceritakan tentang seorang pengacara yang harus berinteraksi dengan saksi tunarungu yang memiliki sindrom Asperger. Bahasa isyarat menjadi jembatan penting untuk mengungkap kebenaran. Film ini secara indah menampilkan bagaimana kesabaran dan empati dapat mengatasi hambatan komunikasi.
5. The Fortress (Namhansanseong – 2017)
Meskipun berlatar sejarah, film ini memiliki subplot yang menyentuh tentang komunikasi melalui bahasa isyarat di tengah kekacauan perang. Ini menunjukkan universalitas bahasa isyarat melintasi waktu dan kondisi.
6. Birthday (Saengil – 2019)
Film ini berkisah tentang keluarga yang berjuang setelah tragedi. Salah satu anggota keluarga yang tunarungu menggunakan bahasa isyarat untuk menyampaikan rasa sakit dan proses penyembuhan, menyoroti bagaimana bahasa isyarat menjadi medium penting dalam menghadapi trauma.
7. Our Blues (Uri Teul – 2022)
Drama omnibus ini memiliki beberapa arc cerita, salah satunya melibatkan karakter tunarungu yang mengeksplorasi tantangan dan keindahan hidup mereka. Drama ini memberikan pandangan yang lebih luas tentang beragam komunitas di Korea Selatan, termasuk komunitas tunarungu.
Film-film ini tidak hanya menghibur, tetapi juga berfungsi sebagai jendela yang membuka wawasan kita tentang dunia komunitas tunarungu. Mereka mengajarkan kita untuk lebih menghargai pentingnya setiap bentuk komunikasi dan mendorong kita untuk membangun masyarakat yang lebih inklusif, di mana setiap suara, bahkan yang tanpa kata sekalipun, dapat didengar dan dipahami. Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan kisah-kisah inspiratif ini! (*/tur)