BeritaKESEHATANLife Style

Jangan Anggap Remeh Seseorang yang Suka Ghosting, Bisa Jadi Ini  Bentuk Kekerasan Emosional

1. Jelaskan Kondisi dan Situasinya

Sadari bahwa seseorang melakukan silent treatment seperti menegur perlakuannya.

Misalnya dengan mengatakan, “Saya perhatikan Anda tidak merespons saya.”

Hal ini akan menjadi acuan pembukaan komunikasi bagi dua orang untuk dapat berinteraksi satu sama lain secara lebih efektif.

2. Gunakan Pernyataan ‘Saya’

Seseorang dapat mengungkapkan perasaannya kepada orang lain dengan menggunakan pernyataan “saya”. Misalnya, pihak yang mendapatkan perlakuan silent treatment dapat mengatakan, “Saya merasa sakit hati dan frustasi karena Anda tidak berbicara kepada saya.

Saya ingin menemukan cara untuk menyelesaikan masalah ini.” Pertanyaan ini berfokus pada perasaan dan keyakinan pembicara daripada karakteristik apa pun yang mereka kaitkan dengan orang lain.

3. Memahami Perasaan Orang lain

Minta orang lain untuk mengungkapkan atau menjelaskan kondisi perasaannya. Hal ini membuat mereka tahu bahwa perasaan mereka penting dan valid, dan membuka jalan untuk dapat berkomunikasi.

Hindari bersikap defensif atau enggan mengakui kesalahan dan cobalah untuk tetap ada atau mendengarkan keluh kesahnya dengan penuh empati.

Jika orang tersebut merespons dengan cara yang tidak baik atau kasar, lebih baik menjauh dari situasi tersebut sampai dia tenang dalam sementara waktu.

4. Meminta Maaf atas Kata-kata atau Tindakan

Seseorang mungkin tidak meminta maaf atau sadar atas tindakan diam yang dilakukannya, karena diam adalah cara dirinya memilih untuk merespons.

Namun, kita dapat meminta maaf jika telah mengatakan atau melakukan sesuatu yang mungkin menyakiti perasaannya.

5. Tenangkan diri dan Atur Waktu untuk Menyelesaikan Masalah Tersebut

Terkadang, seseorang mungkin diam saja karena dia terlalu marah, sakit hati, dan kewalahan untuk berbicara atau mereka mungkin takut mengatakan sesuatu yang memperburuk situasi.

Dalam permasalahan ini, akan sangat membantu jika setiap orang meluangkan waktu untuk menenangkan diri sebelum Kembali melakukan komunikasi untuk membahas masalah tersebut dengan tenang.Konselor menyebutnya “mengambil waktu istirahat.”

6. Hindari Kata-kata yang tidak membantu

Cobalah untuk tidak memperburuk situasi atau memprovokasi orang yang diam untuk berbicara. Hal ini dapat menimbulkan lebih banyak konflik atau memperburuk situasi. (*/tur)

Laman sebelumnya 1 2 3 4

Related Articles

Back to top button