BeritaOPINIPENDIDIKANUNIVERSITAS PALANGKA RAYA

Merdeka Belajar Dalam Perspektif Filsafat Progresivisme Untuk Menjawab Tantangan Perubahan Zaman

Oleh : Zulfikar Adilla Sukarno, S.Pd

Pada penerapan pendekatan progresivisme ini diharapkan peserta didik dapat menumbuh kembangkan kemampuan dalam problem solving dan critical thinking yang sangat dibutuhkan oleh peserta didik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk menjalani kehidupan nyata agar tetap bisa survive dalam menghadapi tantangan perubahan dan perkembangan zaman yang semakin dinamis.

Konsep pendidikan yang sesuai dengan pandangan progresivisme ini lebih menekankan pada pemberian pengalaman empiris pada peserta didik. Bertujuan untuk memberikan berbagi macam pengalaman (experience) kepada peserta didik dalam upaya untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

Di dalam konsep progresivisme menghendaki adanya penerapan asas fleksibilitas untuk memajukan pendidikan dengan tujuan agar proses pendidikan yang berlangsung dilaksanakan secara demokratis karena sejatinya pendidikan harus memberikan kemerdekaan dan kebebasan kepada peserta didik.

Guru harus memiliki pandangan bahwa peserta didik sebagai komunitas yang unik di mana di dalamnya setiap individu memiliki latar belakang (kemampuan, minat belajar dan profil belajar) yang beragam dan berbeda satu sama lain, maka dari itu kegiatan pembelajaran seharusnya bisa lebih memfasilitasi peserta didik dengan berbagai macam latar belakang yang berbeda agar mereka bisa mengeksplorasi dan menembangkan potensi yang ada di dalam dirinya serta memenuhi kebutuhan belajarnya dengan berbagai macam latar belakang yang unik dan berbeda-beda.

Konsep progresivisme ini berkaitan dengan konsep merdeka belajar yang merupakan program kebijakan baru dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim.

Merdeka belajar diadopsi dari pemikiran tokoh pendidikan Indonesia, yaitu Ki Hajar Dewantara, yang memiliki esensi meliputi kemerdekaan berpikir para pendidik, begitu pula para peserta didik.

Merdeka belajar menitikberatkan pada kebebasan untuk belajar dengan mandiri dan kreatif, guru berperan sebagai penggerak yang bertujuan untuk memberikan pengalaman empiris dan bermakna kepada peserta didik.

Merdeka belajar memiliki paradigma seperti filsafat progresivisme yang menginginkan adanya perubahan yang lebih progresif, yaitu mengarah kepada perubahan yang berkemajuan sehingga pendidikan akan lebih berkualitas. Merdeka belajar memiliki konsep pembelajaran sepanjang hayat (life long learning), pembelajaran mandiri (self regulated learning), pola pikir berkembang (growth mindset).

Kemampuan untuk terus berkembang dan memiliki pola pikir berkembang dibutuhkan oleh peserta didik sebagai modal untuk generasi penerus bangsa dalam menghadapi perkembangan zaman yang dinamis.

Oleh karena itu, konsep merdeka belajar sangat relevan dengan sudut pandang progresivisme yang memandang manusia memiliki potensi yang terus berkembang apabila diasah secara terus menerus sesuai dengan kebutuhannya. Manusia akan terus mengikuti pekembangan zaman yang dinamis sepanjang hayatnya, sehingga diperlukan fleksibilitas dalam pendidikan untuk menjawab tantangan dan kebutuhan peserta didik berdasarkan perubahan zaman.

Pendidikan seharusnya bisa memandang peserta didik sebagai subyek utama dalam proses pembelajaran bukan hanya sekedar obyek. Pendidikan seharusnya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir secara mandiri dan kritis dalam mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya.

Hal ini sejalan dengan paradigma merdeka belajar dan pandangan filsafat progresivisme yang memiliki tujuan utama yaitu mengehendaki adanya perubahan yang lebih baik dalam implementasi pendidikan. Konsep merdeka belajar menghendaki adanya proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk dapat terus tumbuh dan berkembang melalui kegiatan pembelajaran yang mandiri (student center) dan bernalar kritis untuk mengasah minat dan bakatnya.

Hal ini juga sejalan dengan pandangan progresivisme yang bertentangan dengan konsep pendidikan yang dilaksanakan secara tradisional. Di mana progresivisme menghendaki adanya perubahan ke arah yang lebih baik, mengubah pandangan pendidikan harus mengutamakan peserta didik dimana guru hanya berperan sebagai fasilitator, pembimbing, dan pengarah dalam pembelajaran sehingga peserta didik dianggap sebagai subyek utama dalam proses pembelajaran bukan hanya sebagai obyek.

Maka dari itu perlu adanya perubahan proses pendidikan agar pendidikan yang dilaksankan oleh peserta didik lebih relevan dalam menajawab tantangan perubahan zaman yang dinamis dan tujuan pendidikan nasional yang sesungguhnya dapat tercapai. (*)

Laman sebelumnya 1 2

Related Articles

Back to top button