#10YearsChallenge Pengelolaan Keuangan Milenial
PADA Tahun 2019, ada tantangan viral bernama #10YearsChallenge yaitu tantangan berupa perbedaan dan/atau perubahan diri 10 tahun yang lalu dengan masa sekarang melalui foto yang diunggah diberbagai media sosial seperti instagram, facebook dan twitter. Melihat tantangan #10YearsChallenge yang diikuti para milenial memperlihatkan perubahan khususnya penampilan, kepribadian dan kehidupan seseorang selama 10 tahun, maka menarik jika kita melihat #10YearsChallenge dari sisi pengelolaan keuangan yang harus dihadapi oleh para generasi milenial tersebut.
Gaya hidup yang dinamis ditambah minimnya pengetahuan pengelolaan keuangan sehingga sulit membedakan prioritas kebutuhan dan keinginan menjadi challenge. Apalagi prinsip “YOLO” atau You Only Live Once (hidup ini cuma sekali) yang tengah populer di kalangan milenial membuat gaya hidup dan biaya pergaulan meningkat. Milenial juga seringkali masuk dalam sandwich generation yaitu harus menanggung hidup orang tua, sehingga harus membagi gaji untuk membiayai diri sendiri dan orang tua. Selain itu, harga barang-barang dan berbagai kebutuhan seiring waktu akan naik yang disebabkan oleh inflasi.
Contoh #10YearsChallenge yang bisa kita rasakan dalam mengelola keuangan yaitu 10 tahun yang lalu Rp50.000 sudah bisa membeli beberapa macam barang, namun di era sekarang Rp50.000 hanya bisa membeli 2-3 jenis barang, bahkan hanya bisa membeli satu jenis barang. Contoh lainnya yaitu seperti rata-rata harga beras 10 tahun yang lalu Rp7.084 /kg, namun sekarang sudah Rp12.091 /kg (Sumber: Badan Pusat Statistik). Selain itu, harga rumah dan biaya pendidikan yang terus meningkat menjadi challenge bagi milenial untuk mempersiapkan masa depan.
Untuk menghadapi challenge tersebut, ada beberapa yang bisa dilakukan yaitu:
(1) Mulai sedini mungkin, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang, daripada menunggu waktu yang tepat lebih baik mulai dari sekarang.
(2) Hemat, membeli hal yang kita inginkan tidak salah, namun biasakan hanya sesekali saja agar bisa hemat dan menghindari pengeluaran yang tidak dibutuhkan.
(3) Buat rencana keuangan sesuai skala prioritas, bisa menerapkan rumus 40-30-20-10 yang berarti 40% untuk kebutuhan sehari-hari, 30% untuk utang, 20% untuk investasi dan tabungan, 10% untuk keperluan sosial.
(4) Hindari utang sebisa mungkin, biasakan untuk menghindari utang karena tidak ada yang tau apa yang akan terjadi dengan penghasilan kita di masa yang akan datang, jangan sampai “gali lobang tutup lubang”.
(5) Buat tujuan keuangan jangka pendek dan jangka panjang.
(6) Investasi, setiap orang pasti ingin mencapai kebebasan finansial di hari tua. Hal ini bisa dilakukan dengan investasi di berbagai instrumen contohnya emas, deposito, saham, reksadana, dan obligasi. Bahkan dengan investasi bisa membuat nilai uang yang disimpan tidak ikut tergerus oleh inflasi. (kom/ b5/uut/aza)