Bos dan Mantan Karyawan Resto di Palangka Raya Berseteru di Medsos
PALANGKA RAYA, Kalteng.co – Perseteruan antara seorang pemilik restoran dan lima mantan karyawannya di Kota Palangka Raya berujung di media sosial akhirnya berhasil dimediasi oleh Tim Virtual Police Bidhumas Polda Kalteng, Jumat (10/1/2025).
Kelima mantan karyawan tersebut mengadu kepada Ketua Tim Virtual Police Ipda Shamsuddin karena foto dan data diri mereka disebarkan di TikTok dengan kata-kata yang dinilai tidak pantas oleh mantan bos mereka.
“Selamat siang, saya warga Palangka Raya. Saya ingin mengajukan permohonan mediasi terkait penyebaran identitas sepihak oleh mantan bos dengan korban berjumlah lima orang. Saya berharap mendapatkan bimbingan dan bantuan dari kepolisian untuk menyelesaikan masalah ini secara damai dan adil,” ujar DP (20), perwakilan dari lima mantan karyawan, saat melaporkan kasus tersebut.
Menyikapi laporan itu, Cak Sam sapaan akrab Ipda Shamsuddin segera menghubungi pemilik restoran untuk dimediasi bersama kelima mantan karyawannya.
Saat dimintai keterangan, pemilik restoran mengaku mengunggah foto dan data diri mereka karena kesal dengan tindakan mantan karyawannya yang membuat grup percakapan berisi kritik terhadap restoran, memberikan ulasan buruk di aplikasi GoFood, dan menyebarkan opini negatif.
“Kami membuat grup tersebut untuk meluapkan kekecewaan terhadap pemilik resto karena ada tindakan yang kami tidak terima,” balas DP mewakili rekan-rekannya.
Dalam mediasi tersebut, Cak Sam memberikan pembinaan kepada kedua pihak untuk lebih bijak menggunakan media sosial.
“Kalau ada masalah, jangan diumbar di media sosial. Selesaikan dengan baik-baik atau laporkan kepada polisi agar bisa dibantu menyelesaikannya secara profesional,” ujar Cak Sam.
Setelah diberikan pembinaan, kedua pihak akhirnya menyadari kesalahan masing-masing, saling meminta maaf, dan sepakat untuk menyelesaikan masalah tanpa melibatkan media sosial lagi.
“Mediasi ini diharapkan menjadi contoh penting bagi masyarakat untuk lebih bijaksana dalam menyelesaikan konflik, khususnya di era digital yang rawan memunculkan dampak negatif dari penggunaan media sosial yang tidak bertanggung jawab,” tutupnya.(oiq)
EDITOR: TOPAN