Nenie A Lambung: Jajanan Anak di Palangka Raya Harus Aman

PALANGKA RAYA, Kalteng.co – Wakil Ketua II DPRD Kota Palangka Raya, Nenie Adriati Lambung, mengimbau Pemerintah Kota melalui dinas terkait untuk memperketat pengawasan terhadap jajanan anak yang beredar di lingkungan sekolah. Langkah ini dianggap penting guna memastikan keamanan dan kesehatan konsumsi pangan bagi generasi muda.







Nenie menekankan, pengawasan terhadap peredaran makanan, khususnya selama bulan Ramadan, sangat krusial. Ia mengingatkan masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam mengonsumsi pangan, memastikan makanan yang dikonsumsi bebas dari bahan kimia dan pengawet berbahaya.
Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan. Data dari Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Palangka Raya pada tahun 2014 mengungkapkan bahwa dari 210 sampel jajanan anak yang diuji, 42 di antaranya tidak memenuhi standar kesehatan.










Temuan tersebut mencakup penggunaan bahan berbahaya seperti boraks, formalin, serta pewarna tekstil seperti Rhodamin dan Metanil Yellow dalam makanan yang dijual di sekitar sekolah.
Selain itu, hasil pengawasan pangan jajanan anak sekolah tahun 2005 oleh Badan POM RI menunjukkan bahwa dari 861 sampel yang diuji, 344 sampel (39,96%) tidak memenuhi syarat. Temuan ini mencakup penggunaan bahan berbahaya seperti benzoat, siklamat, sakarin, Rhodamin B, amaranth, methanyl yellow, boraks, dan formalin.
Untuk mengatasi permasalahan ini, Badan POM RI telah menetapkan beberapa strategi dan rekomendasi, antara lain meningkatkan aktivitas surveilans keamanan pangan jajanan anak sekolah dengan pendekatan analisis risiko. Hal ini bertujuan untuk melakukan pengkajian risiko secara sistematis dan memastikan bahwa pangan yang dikonsumsi oleh anak-anak aman dari bahaya fisik, kimia, dan biologi.
Selain pengawasan dari pemerintah, menurut politisi dari fraksi PDI Perjuangan ini, komunitas sekolah juga memegang peranan penting dalam memastikan keamanan jajanan anak. Orang tua, guru, dan masyarakat sekolah harus bersama-sama membentuk lingkungan yang sadar dan menerapkan jajanan sehat untuk anak sekolah.
“Dengan kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat, diharapkan peredaran jajanan anak yang tidak sehat dapat diminimalisir, sehingga kesehatan dan kesejahteraan anak-anak di Kota Palangka Raya dapat terjaga dengan baik,” pungkasnya. (pra)
EDITOR : TOPAN