BeritaKuala KurunUtama

Sistem Pendidikan Harus Ada Kearifan Lokal Dan Kebudayaan

KUALA KURUN, Kalteng.co – Saat ini, Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Kabupaten Gunung Mas (Gumas) tentang Sistem Penyelenggaraan Pendidikan sudah disahkan menjadi Peraturan Daerah (Raperda). Salah satu yang menjadi bagian penting dalam perda itu, yakni kurikulum pendidikan tentang muatan lokal.

”Kami ingin kurikulum pendidikan tentang muatan lokal yang tertuang dalam Perda Sistem Penyelenggaraan Pendidikan, harus dapat berbasis kearifan lokal dan kebudayaan,” ucap Anggota DPRD Gumas Evandi.

Dia mengatakan, dengan adanya kurikulum pendidikan berbasis kearifan lokal dan kebudayaan, nantinya akan ada pelajaran khusus kesenian, seperti kecapi, tarian daerah, bahasa daerah, dan hal lainnya yang berkaitan dengan kearifan lokal.

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

”Kurikulum pendidikan muatan lokal berbasis kearifan lokal dan kebudayaan ini sangat penting untuk mempertahankan, mengangkat, dan mempromosikan seni budaya lokal di Bumi Habangkalan Penyang Karuhei Tatau ini,” tuturnya.

Politikus Partai Nasional Demokrat (NasDem) ini mengakui, seni budaya yang ada di daerah ini harus diperkenalkan kepada anak, sejak mereka duduk di jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat.

https://kalteng.co

”Para generasi muda kita harus mencintai tarian daerah, bahasa daerah, dan seni budaya lainnya yang banyak dimiliki di Kabupaten Gumas,” ujarnya.

Legislator dri daerah pemilihan (dapil) III mencakup Kecamatan Tewah, Kahayan Hulu Utara, Damang Batu, dan Miri Manasa ini juga menambahkan, perlu adanya seragam khusus sekolah yang bercirikan kearifan lokal, yang dipergunakan para peserta didik pada hari tertentu.

”Turunan Perda tentang Sistem Penyelenggaraan Pendidikan, yakni Peraturan Bupati (Perbup). Dalam Perbup tersebut, nantinya akan mengatur secara rinci terkait muatan lokal berbasis kearifan lokal dan kebudayaan,” pungkasnya. (okt)

Related Articles

Back to top button