Palangka Raya

Antrean Migor di Kantor Bulog Mengular

PALANGKA RAYA, Kalteng.co – Antrean migor di kantor Bulog mengular. Hal itu akibat langkanya salah satu bahan pokok untuk memasak dengan harga murah.

Tingginya euforia masyarakat mendapatkan minyak goreng (migor) menyebabkan antrean hingga mengakibatkan kerumunan. Peristiwa itu terjadi di halaman Kantor Bulog Kantor Wilayah Kalteng, Senin (7/3/2022).

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

Antrean ini berlangsung sekitar satu jam. Stok seharga Rp 13.500 per liternya dengan merek M&M dan Tropical sebanyak 600 liter ini dengan sekejap ludes terjual habis.

Pimpinan Wilayah Bulog Kanwil Kalteng, Amrullah mengatakan, karena hanya satu outlet Bulog yang beroperasi menyebabkan membludaknya antrean masyarakat.

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

“Mungkin antrean ini karena hanya satu outlet yang buka. Sebelumnya tidak pernah terjadi antrean panjang ketika ada tiga titik outlet yang buka,” katanya kepada awak media saat dikonfirmasi.

Disebutkannya, outlet minyak goreng murah yang beroperasi di Palangka Raya, diantaranya di Kantor Bulog Kanwil Kalteng, di Kompleks Pasar Besar dan di Kompleks Pasar Kahayan.

“Sebelumnya itu 600 liter minyak goreng kita jual di tiga titik. Jadi per titiknya itu 200 liter, sehingga antrean warga itu tidak banyak. Bahkan biasanya tidak sampai setengah jam sudah habis,” sebutnya.

Kegiatan rutin ini sudah berjalan sejak Januari 2022. Bahkan di Februari, pihaknya telah menyalurkan minyak goreng murah sebanyak 11.000 liter. Sementara untuk Maret pihaknya telah menyediakan stok minyak goreng sebanyak 15.000 liter.

“Selama Maret ini kita terus berusaha untuk mencari stok lagi. Apalagi menjelang Ramadan, tentu permintaan masyarakat mengenai minyak goreng pasti akan meningkat lagi,” ujarnya.

Untuk itu, guna menghindari adanya kerumunan warga yang mengantre minyak goreng. Pihaknya akan kembali membuka outlet di tiga titik dengan total 600 liter minyak goreng.

“Tentu kita akan mengatur strategi lagi dan membuka outlet di luar kantor sehingga masyarakat tidak berfokus di kantor saja. Kita juga berusaha meningkatkan stok agar yang sebelumnya per hari kita distribusikan sebanyak 600 liter, bisa kita naikan ke 1.000 liter,” tuturnya.

Kelangkaan minyak goreng tersebut akibat masih adanya polemik antara distributor dan pemerintah terkait adanya kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng sebesar Rp 11.500 dan Rp 14.000.

Sehingga para distributor yang sebelumnya membeli migor dengan harga di atas HET, saat ini tidak berani menjual dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah.

“Karena kan kalau distributor ini menjual dengan harga baru sesuai ketetapan pemerintah. Tentu mereka ini kan bisa rugi, untuk itu mereka menunggu kebijakan selanjutnya dari pemerintah terkait adanya subsidi dari pemerintah,” pungkasnya. (oiq)

Related Articles

Back to top button