METROPOLIS

Tim Gabungan Bersihkan Jalur Sungai Sebangau

Aditya menambahkan, satu pampanan besar yang menutupi jalur sungai harus ditarik dengan enam perahu klotok. Pada hari kedua tim gabungan mendapat bantuan dua buah klotok yang secara khusus ikut mendorong pampanan sehingga memudahkan tim. Alat yang digunakan masih manual seperti tali, gergaji, parang dan juga tongkat kayu.

“Setelah pampanan dapat bergerak ke tepian, kami ikat dengan tali sebesar ibu jari agar tidak hanyut dan menutupi sungai lagi. Terkadang tali putus dan tim terpaksa menyelam untuk mengikat lagi,” imbuhnya.

Menurut Arli, salah satu masyarakat Kereng Bangkirai yang ikut dalam kegiatan ini juga membenarkan hal tersebut bahwa untuk memasang tali agar kuat haruslah diikat dibagian akar-akar rasau. Sesekali ia menceburkan dirinya untuk menebas bonggol batang rasau agar dapat mencapai akar tempat mengikat tali.

“Jika hanya diikat di batang rasau biasanya akan terputus karena batangnya mudah patah. Oleh karena itu, kami mengikatnya di akar dan harus sedikit menyelam. Paling sulit adalah pulau-pulau rasau yang besar karena harus ada tambahan klotok untuk mendorong agar bisa bergerak,” ungkapnya.

Selain mempermudah tim patroli melakukan kegiatan, lanjut Arli, jika jalur sungai bersih maka masyarakat yang sehari-hari melakukan aktivitas di sungai juga dapat melaluinya seperti biasa. Apalagi sebagian besar masyarakat Kelurahan Kereng Bangkirai dan Kelurahan Sabaru masih bermatapencaharian sebagai nelayan tradisional.

“Jika jalurnya bersih maka saya juga bisa kembali mengantarkan para wisatawan susur sungai atau para pemancing yang sering datang ke Sungai Sebangau,” harapnya. (hms)

Laman sebelumnya 1 2

Related Articles

Back to top button