Utama

Kisah YouTuber Kalteng Berpenghasilan Fantastis (1)

Nama Lindu Anugraha Putra mungkin masih asing terdengar. Namun, di kalangan angler maupun pencari ikan di Kalimantan, channel YouTube-nya tentu sudah tidak asing lagi. Ia merupakan satu-satunya putra daerah asal Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah (Kalteng) yang sukses melalui channel YouTube Fayz Fishing Adventure, dengan konten menangkap ikan khas suku pedalaman Kalimantan.

RUSLAN, Nanga Bulik

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

KEKAYAAN alam dan budaya serta banyaknya potensi sumber daya perikanan di daerah, benar-benar dimanfaatkan oleh Lindu Anugraha Putra untuk membangun channel YouTube. Kontennya mengusung kearifan lokal. Menangkap ikan menggunakan alat tradisional ramah lingkungan khas suku pedalaman Kalimantan.

Lindu Anugraha Putra mulai merintis channel YouTube-nya sejak 2012 lalu, tapi baru aktif menggarap kontennya sejak akhir 2018, berupa memancing ikan endemik Kalimantan seperti gabus, toman, baung, hingga lele lambat.

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

Sebelum memulai kariernya sebagai YouTuber, pria yang akrab disapa Papa Fayz ini bekerja sebagai resepsionis hotel di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat. Kemudian ia pindah ke Nanga Bulik, Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah untuk berwirausaha.

Papa Fayz mencoba menekuni sejumlah bidang usaha. Mulai dari berdagang hingga menjadi pengrajin batu kecubung yang kala itu sempat booming. Akan tetpi, semua usahanya itu gagal. Akhirnya pada Desember 2018 ia memutuskan kembali mengembangkan channel YouTube-nya.

“Sebenarnya channel YouTube Fayz Fishing Adventure sudah dibangun sejak tahun 2012-an, tapi baru aktif digunakan akhir 2018,” ujarnya saat dibincangi awak media di rumahnya, Jumat (3/7).

Seperti YouTuber lainnya, Papa Fayz juga sempat merasakan jatuh bangun. Ketika channel YouTube-nya belum menghasilkan uang, ia bahkan harus menjual dua unit sepeda motornya untuk memenuhi keperluannya. Sembilan bulan tidak ada penghasilan dari YouTube.

“Modal awal saya bikin video YouTube itu, saya beli dulu camera action harga Rp500 ribu. Itu pun beli second. Sedangkan joran pancing saya beli pakai uang pinjaman dari istri. Gak langsung menghasilkan juga. Malah sebaliknya, saya sampai jual motor, karena hanya mengandalkan penghasilan dari channel YouTube,” jelasnya.

Kendati demikian, ia bersyukur karena sang istri terus mendukungnya, sehingga ia tetap bersemangat mengisi konten YouTube-nya.

“Dulu saya dikira orang gila, karena suka ngomong sendiri saat membuat video mincing. Apalagi dulu masih tidak punya penghasilan dari hobi memancing. Jadi, orang beranggapan kalau saya ini tidak punya masa depan,” kata Putra.

Nama channel YouTube, Fayz Fishing Adventure, diambil dari nama panggilan anaknya Fayz. Muhammad Fayz Al-Rauhy (7) merupakan anak semata wayang buah pernikahannya dengan sang istri Ismiah. “Alhamdulillah berkat kerja keras, saat ini channel YouTube sudah bisa menghasilkan uang. Saya juga bisa membuktikan kepada orang-orang bahwa mengelola channel YouTube itu bisa memberikan penghasilan kalau ditekuni dan konsisten,” pungkasnya.

Menjadi seorang YouTuber dengan penghasilan fantastis tentu tidak pernah dibayangkan sebelumnya oleh Lindu Anugraha Putra. Pria 37 tahun yang dahulunya hidup dalam keterbatasan, kini sudah bisa menikmati hasil kerja kerasnya mengembangkan channel YouTube. Bahkan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Ia mengaku, penghasilannya bahkan pernah menembus angka Rp100 juta dalam sebulan.

“Kalo penghasilan dari YouTube sih tergantung ya, karena kita dibayarnya dari jumlah pengunjung yang menonton video kita. Kalau rata-ratanya Rp20 jutaan per bulan,” bebernya.

Angka pendapatan 100 juta dalam sebulan itu berkat salah satu videonya yang sempat viral. Jumlah tersebut belum termasuk penghasilan dari halaman Facebook Fayz Fishing Adventure yang pernah menghasilkan hingga Rp14 juta per bulan. Juga belum termasuk endorse (sponsor) yang memasang iklan pada video YouTube-nya.

“Pendapatan tertinggi pernah tembus seratus jutaan. Enggak nyangka juga ya, karena satu video viral ditonton lebih dari 13 juta kali, menghasilkan pendapatan yang cukup besar,” jelasnya.

Berkat channel YouTube-nya ini, Putra juga sudah bisa memberdayakan warga lokal untuk bekerja sama membuat konten maupun menjadi model dalam konten YouTube-nya.

“Alhamdulillah sekarang ini kami juga sudah bisa membantu mempekerjakan warga sekitar dengan sistem freelance. Penghasilan mereka dibayar berdasarkan video yang diperankan. Kalau videonya viral, hasilnya dinikmati oleh pemeran itu sendiri,” tukasnya.

Buah dari kerja kerasnya dalam mengembangkan channel YouTube, saat ini keluarga Fayz sudah bisa menikmati hidup berkecukupan, mampu membeli mobil dan sepeda motor, serta memiliki sejumlah aset tanah. Peralatan camera serta perahu yang digunakannya saat ini sudah terbilang layak untuk keperluan membuat konten. Semuanya dibeli dari pendapatan sebelumnya.

“Alhamdulillah untuk kebutuhan keluarga saat ini sudah bisa terpenuhi. Sebenarnya yang paling penting bagi saya yakni bagaimana bisa mengenalkan budaya lokal kita melalui channel YouTube ini. Karena itu saya selalu konsisten untuk membuat konten, menangkap ikan dengan cara tradisional khas suku pedalaman,” bebernya. (bersambung)

Related Articles

Back to top button