BeritaNASIONAL

Di Tahun Politik, Putusan Muktamar Pemikiran NU Justru Ajak Warga Nahdliyin Jauhi Politik Elektoral

Poin keenam menekankan nilai-nilai fundamental bagi bentuk masyarakat di masa depan, termasuk kejujuran, amanah, keadilan, kerja sama, dan konsistensi.

Poin ketujuh menegaskan bahwa dalam rumusan masyarakat di masa depan, manusia harus mendapatkan kedudukan utama dan menjadi pusat perhatian.

“Masyarakat yang dibayangkan adalah masyarakat manusia, dengan manusia sebagai fokus utama,” ujar Rumadi Ahmad.

Poin kedelapan mengingatkan bahwa meskipun manusia mendominasi gambaran masyarakat masa depan, aspek ekologis tidak boleh diabaikan. Keseimbangan dengan lingkungan perlu diperhatikan.

Poin kesembilan menyoroti perkembangan cepat dalam kecerdasan buatan, dengan pesan bahwa tidak perlu mencurigai atau takut. Percaya kepada eksistensi manusia, karena unsur ilahiah dalam dirinya, dapat mengarahkan perkembangan kecerdasan buatan.

Poin kesepuluh merinci bahwa masyarakat di masa depan harus didasarkan pada visi keterbukaan, keadilan, penghormatan pada keragaman, akhlak mulia, keluarga, pengasuhan anak, pendidikan anak, dan kesetaraan.

Poin kesebelas menegaskan bahwa Muktamar Pemikiran tidak menolak modernitas, modernisasi, dan perkembangan sosial, tetapi juga turut merumuskan sikap terhadap perkembangan tersebut.

Dalam pertemuan itu Rumadi Ahmad juga menegaskan bahwa, “Muktamar tidak menolak modernitas, melainkan memberikan pandangan terhadap perkembangan tersebut,” tambahnya.

Secara ringkas Muktamar Pemikiran NU tersebut menekankan penghindaran dukung-mendukung politik elektoral dan karakter mendalamnya.

Fokus pada ruang percakapan, tantangan masyarakat, dan nilai-nilai fundamental masyarakat di masa depan. Serta mengakui kedudukan sentral manusia, pentingnya keseimbangan ekologis, dan sikap terbuka terhadap modernitas. (*/tur)

Laman sebelumnya 1 2

Related Articles

Back to top button