BeritaKESEHATANLife StyleMETROPOLIS

Diabetes pada Anak Meningkat, Para Orangtua Wajib Mengenali Gejalanya!

”Rantai logistik insulin jadi terganggu. Pembatasan sosial juga mengurangi akses ke layanan kesehatan sehingga diagnosis DM tipe 1 terlambat. Akibatnya, terjadi peningkatan insiden dan keparahan KAD. Pada saat terdiagnosis sudah tidak tertolong,” jelas Prof Aman.

KAD merupakan ketoasidosis diabetik atau kedaruratan pada diabetes melitus tipe 1 dan 2. Komplikasi serius pada diabetes, lanjut Prof Aman, tubuh memproduksi asam darah tingkat tinggi atau asidosis yang bisa mengancam jiwa.

Pakar endokrin anak itu menyebut kerusakan sel beta pankreas pada DM tipe 1 bisa dipicu berbagai faktor. Mulai autoimun, infeksi virus, hingga defisiensi vitamin D.

”Saat pandemi, virus itu menurunkan imunitas tubuh sehingga sel beta pankreas mudah rusak dan tidak mampu memproduksi insulin untuk menormalkan kadar gula dalam darah,” lanjutnya.

Pada DM tipe 2, kasusnya meningkat akibat pola hidup yang tidak sehat selama pandemi. Berbeda halnya dengan DM tipe 1 yang tidak bisa dicegah.

Sebaliknya, DM tipe 2 bisa dicegah dengan mengurangi faktor risikonya seperti obesitas, pola makan tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik.

”Pola makannya tidak ada aturan, dari bayi dikasih gula, makan minum manis, anaknya jadi gemuk. Kemudian, selama pandemi jarang keluar rumah, hanya dikasih main gadget, akhirnya tidak gerak,” beber Prof Aman.

Saat berat badan anak turun meski banyak makan dan minum, lanjut dia, oramg tua boleh langsung memeriksakannya. Tanda diabetes juga bisa dilihat dari kebiasaan mengompol. Yang tadinya anak sudah tidak mengompol kemudian dalam kurun waktu tertentu menjadi sering ngompol.

”Untuk semua tipe diabetes, kecuali tipe bayi baru lahir karena ini agak susah, gejala diabetes itu banyak makan, banyak minum, banyak kencing, tetapi berat badan turun dan anak loyo,” ungkapnya.

Prof Aman juga meminta agar mewaspadai diabetes pada bayi. Jika berat badan bayi lahir di atas 4 kg atau di bawah 2,5 kg, risiko diabetes juga tinggi. Terutama ketika anak mengalami obesitas. Jika tidak obesitas, maka risikonya berkurang. Dia meminta orang tua untuk menjaga berat badan anak agar berada di titik normal.

CEGAH DIABETES DENGAN PRINSIP 5210

• Anak lima kali makan buah dan sayur per hari.

• Jangan biarkan anak duduk lebih dari dua jam.

• Anak berolahraga atau bergerak minimal satu jam setiap hari.

• Nol sugar. Tidak memberikan anak gula tambahan yang melebihi anjuran WHO. (*/tur)

Laman sebelumnya 1 2

Related Articles

Back to top button