Dipelopori Pemuda Alabio di Amuntai, Muhammadiyah Menyebar hingga Puruk Cahu dan Sampit
Puncaknya, para pembencinya pernah berkirim surat kepada Inlandsche Zaken di Jakarta. Meminta Japeri diberhentikan sebagai khatib Masjid Jami Alabio. Pemerintah kemudian menggelar pemungutan suara. Ternyata, 90 persen suara menolak pencopotan tersebut.
Hingga ajalnya tiba. Japeri jatuh sakit dalam perjalanan dakwah. Ia sempat dirawat di rumah sakit di Balikpapan, lalu pindah ke Banjarmasin.
Pulang ke rumahnya di Alabio, Japeri dinasihati dokter untuk banyak-banyak beristirahat. Tapi ia masih bergiat seperti biasa. Hingga penyakitnya kumat pada tanggal 3 Mei 1932.
Saat dijenguk, Japeri kerap mewejangkan tentang tauhid. Dua bulan terbaring, sesudah salat asar dan berwasiat, Japeri meninggal dunia. Tepatnya pada Selasa, 2 Rabiul Awwal 1351 atau 5 Juli 1932.
Usianya, 61 tahun menurut perhitungan kalender hijriyah atau 57 tahun menurut kalender masehi.
Dari berbagai cabang Muhammadiyah di Borneo, berdatangan telegram berisi ucapan belasungkawa.