BeritaFAMILYLife StyleMETROPOLIS

Tata Cara Salat Idul Adha yang Benar: Rukun demi Rukun Berdasarkan Sunah Nabi SAW

KALTENG.CO-Salat Idul Adha adalah salah satu ibadah sunah muakkadah yang sangat ditekankan dalam Islam. Dilaksanakan setiap 10 Dzulhijjah, ibadah ini bertepatan dengan Hari Raya Kurban, momen istimewa bagi umat Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui pengorbanan dan berbagi.

Agar ibadah salat Idul Adha sah dan sempurna, penting bagi setiap Muslim untuk memahami dan memenuhi setiap rukun salat Idul Adha.

Memahami rukun salat Idul Adha adalah kunci untuk melaksanakan ibadah ini sesuai dengan sunah Rasulullah SAW, baik secara berjemaah maupun sendiri (munfarid). Artikel ini akan membahas secara lengkap setiap rukun salat Idul Adha berdasarkan panduan dari laman NU Online, memastikan Anda dapat menunaikannya dengan benar dan penuh kekhusyukan.

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

Memahami Rukun Salat Idul Adha: Panduan dari NU Online

Rukun salat Idul Adha adalah elemen-elemen esensial yang harus ada dalam pelaksanaan salat. Jika salah satu rukun ini tidak terpenuhi, maka salat dianggap tidak sah. Berikut adalah rincian rukun-rukun tersebut:

1. Niat

Niat merupakan rukun salat Idul Adha yang pertama dan paling fundamental. Niat harus dilakukan dalam hati, menunjukkan kesengajaan untuk melaksanakan salat Idul Adha. Lafal niat berikut dapat diucapkan untuk memantapkan hati:

أُصَلِّيْ سُنَّةً لِعِيْدِ الأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَالَى

Arti: “Aku berniat salat sunah Idul Adha dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”

2. Takbiratul Ihram

Setelah niat, rukun salat Idul Adha berikutnya adalah takbiratul ihram, yaitu mengucapkan “Allahu Akbar” sambil mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga. Takbir ini menandakan dimulainya salat secara resmi dan merupakan rukun wajib seperti pada salat lainnya.

اللهُ أَكْبَرُ

Arti: “Allah Maha Besar.”

Setelah takbiratul ihram, disunahkan membaca doa iftitah sebagaimana salat biasa, sebelum melanjutkan ke takbir tambahan (zawaid) yang menjadi ciri khas salat Idul Adha.

3. Takbir Tambahan (Zawaid) pada Rakaat Pertama

Salah satu rukun salat Idul Adha yang membedakannya dengan salat fardu adalah adanya takbir tambahan (zawaid). Pada rakaat pertama, takbir ini dilakukan sebanyak tujuh kali setelah doa iftitah dan sebelum membaca Surat Al-Fatihah. Setiap takbir diucapkan sambil mengangkat tangan, dan di antara takbir-takbir tersebut disunahkan membaca zikir berikut:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Arti: “Allah Mahabesar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Mahasuci Allah, baik waktu pagi dan petang.”

4. Membaca Surat Al-Fatihah dan Surat Pendek

Setelah takbir tambahan, rukun salat Idul Adha berikutnya adalah membaca Surat Al-Fatihah, yang wajib dibaca pada setiap rakaat. Setelah Al-Fatihah, dianjurkan membaca Surat Al-A’la pada rakaat pertama. Bacaan ini bukan rukun, tetapi sunah yang dianjurkan untuk menambah kekhusyukan.

Surat Al-A’la (disunahkan secara lengkap): سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى ۝ الَّذِي خَلَقَ فَسَوَّىٰ ۝ Arti: “Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi, yang menciptakan, lalu menyempurnakan (ciptaan-Nya).”

5. Ruku’ dengan Tuma’ninah

Rukun salat Idul Adha berikutnya adalah ruku’ dengan tuma’ninah, yaitu membungkukkan badan hingga tangan mencapai lutut sambil membaca zikir ruku’.

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ

Arti: “Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung dan segala puji bagi-Nya.”

Ruku’ harus dilakukan dengan tenang dan penuh kekhusyukan, sebagaimana rukun salat pada umumnya.

6. I’tidal dengan Tuma’ninah

Setelah ruku’, rukun salat Idul Adha dilanjutkan dengan i’tidal, yaitu berdiri tegak kembali (bangun dari ruku’) sambil membaca doa i’tidal.

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

Arti: “Ya Tuhan kami, bagi-Mu segala puji, sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelah itu.”

I’tidal juga harus dilakukan dengan tuma’ninah.

7. Sujud dengan Tuma’ninah

Sujud adalah rukun salat Idul Adha yang dilakukan dua kali pada setiap rakaat.

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

Arti: “Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan segala puji bagi-Nya.”

Sujud dilakukan dengan menempelkan dahi, hidung, kedua telapak tangan, lutut, dan ujung jari kaki ke lantai dengan penuh ketenangan.

8. Duduk di Antara Dua Sujud dengan Tuma’ninah

Rukun salat Idul Adha mencakup duduk di antara dua sujud dengan membaca doa berikut:

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِي وَاهْدِنِي وَعَافِنِي

Arti: “Ya Tuhanku, ampunilah aku, rahmatilah aku, perbaikilah aku, angkatlah derajatku, berilah aku rezeki, tunjukilah aku, dan sehatkanlah aku.”

Duduk ini harus dilakukan dengan tuma’ninah untuk memenuhi rukun.

9. Takbir Tambahan (Zawaid) pada Rakaat Kedua

Pada rakaat kedua, setelah berdiri dari sujud untuk melanjutkan rakaat, dilakukan takbir tambahan sebanyak lima kali sebagai bagian dari rukun salat Idul Adha. Bacaan di antara takbir sama seperti pada rakaat pertama:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Arti: “Allah Mahabesar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Mahasuci Allah, baik waktu pagi dan petang.”

10. Membaca Surat Al-Fatihah dan Surat Al-Ghasyiyah pada Rakaat Kedua

Setelah takbir tambahan pada rakaat kedua, rukun salat Idul Adha dilanjutkan dengan membaca Surat Al-Fatihah, diikuti dengan anjuran membaca Surat Al-Ghasyiyah.

Bacaan Surat Al-Ghasyiyah (disunahkan): هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ ۝ وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ خَاشِعَةٌ ۝ Arti: “Sudahkah sampai kepadamu berita tentang (hari kiamat) yang menutupi? Wajah-wajah pada hari itu tunduk.”

1 2Laman berikutnya

Related Articles

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co
Back to top button