NASIONAL

Permukiman Kuno dan Pagar Pertahanan, Situs Bersejarah di Kalteng

Syukur apabila nantinya ada upaya dari pemerintah daerah untuk membangun museum kecil dan tiruan dari kuta ini secara lengkap.

Tantunya, tidak di kawasan situs (zona inti), akan tetapi di sekitar situs. “Nggak ada gunanya penelitian, tanpa ada tindakan ke depan,” seru wanita berhijab sambil mendaratkan kedua siku tangannya di atas meja lalu menangkupkan jari satu dengan jari lainnya.

Berpenghuni 100-150 Jiwa

Awal terkuaknya kuta ini dimulai dari ekplorasi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan, Oktober 2013 silam. Dari beberapa desa yang disinggahi, ada cerita-cerita soal adanya kaleka maupun kuta.

Namun, bukti fisik banyak hilang akibat ulah manusia. Contoh pertambangan emas tradisional dan ekspansi perkebunan maupun pertambangan. Lalu, sesampai di Kecamatan Rungan Hulu, peneliti menemukan sisa-sisa kayu ulin relatif masih utuh. Ukuran dan panjangnya berragam. Tapi, rata-rata bentuknya sudah tidak bulat seperti kayu kering pada umumnya. Beberapa sampel kayu diambil untuk diteliti.

“Saat itu, kami belum tahu kalau yang kami jumpai adalah sisa bangunan kuta. Tiang-tiang itu awalnya saya kira bekas rumah betang,” ujar antropolog yang juga Analis Pengembangan Pariwisata Disbudpar Kalteng, Gauri Vidya Dhaneswara, setiba di lokasi Kuta Hantapang bersama wartawan Kalteng Pos, belum lama ini.

Gauri menyebutkan, selepas penelitian tahap pertama berjalan 15 hari, telah usai. Seiring ditemukan beberapa petunjuk dan reverensi sisa tiang-tiang tersebut, seperti hasil uji karbon pada satu sampel sisa tiang kuta pada Februari 2014, menunjukkan hasil yang tak pernah dibayangkan peneliti sebelumnya.

Laman sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7Laman berikutnya

Related Articles

Back to top button