Bantahan Iran! Klaim Gencatan Senjata dengan Israel Belum Terwujud

KALTENG.CO-Kabar mengenai kesepakatan gencatan senjata antara Iran dan Israel yang diumumkan oleh mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah memicu beragam reaksi dan harapan. Namun, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, dengan tegas membantah adanya kesepakatan tersebut.
Pernyataan ini disampaikan Araghchi melalui akun media sosial X miliknya, memberikan klarifikasi penting di tengah ketegangan yang masih menyelimuti kawasan Timur Tengah.
Abbas Araghchi: Belum Ada Kesepakatan Resmi
Dalam cuitannya, Araghchi menjelaskan bahwa hingga saat ini, belum ada perjanjian mengenai gencatan senjata atau penghentian operasi militer antara kedua negara. Namun, ia menambahkan sebuah kondisi krusial: jika Israel menghentikan serangannya terhadap Iran, maka Iran tidak akan melanjutkan serangan balasannya.
“Sampai saat ini, TIDAK ADA kesepakatan mengenai gencatan senjata atau penghentian operasi militer,” tulis Araghchi. “Namun, jika rezim Israel menghentikan agresi ilegalnya terhadap rakyat Iran paling lambat pukul 04.00 waktu Teheran (08:30 WIB), kami tidak berniat melanjutkan serangan balasan setelah itu.”
Pernyataan ini menunjukkan bahwa Iran membuka peluang untuk de-eskalasi, asalkan Israel menghentikan agresi lebih dulu. Araghchi juga menegaskan bahwa keputusan akhir terkait penghentian operasi militer Iran akan ditentukan kemudian, mengindikasikan bahwa situasi masih sangat dinamis dan bergantung pada perkembangan di lapangan.
Klaim Donald Trump tentang Gencatan Senjata Penuh
Sebelumnya, pada Senin (23/6/2025), Donald Trump mengumumkan melalui akun Truth Social miliknya bahwa Iran dan Israel telah mencapai kesepakatan gencatan senjata penuh. Menurut Trump, langkah ini menandai berakhirnya perang 12 hari yang berpotensi mengguncang kawasan Timur Tengah secara lebih luas.
“SELAMAT UNTUK SEMUANYA! Telah disepakati secara penuh oleh dan antara Israel dan Iran bahwa akan dilakukan GENCATAN SENJATA Penuh (kira-kira dalam 6 jam dari sekarang, ketika Israel dan Iran telah meredakan dan menyelesaikan misi akhir yang masih berjalan!), untuk 12 jam, di mana Perang akan dianggap BERAKHIR!” tulis Trump.
Ia merinci bahwa Iran akan menjadi pihak pertama yang mematuhi kesepakatan gencatan senjata, diikuti oleh Israel 12 jam kemudian. Trump bahkan menyatakan optimisme bahwa dalam waktu 24 jam sejak pengumuman kesepakatan, “berakhirnya secara resmi perang 12 hari akan disambut dunia.”
Trump juga memuji sikap kedua belah pihak dalam menyepakati gencatan senjata ini, menekankan bahwa “pihak yang lain akan tetap BERDAMAI dan MENGHORMATI.” Ia menyanjung stamina, keberanian, dan kecerdasan Israel serta Iran dalam upaya mengakhiri konflik yang berpotensi membesar.
Masa Depan Timur Tengah yang Penuh Ketidakpastian
Optimisme Trump terhadap kesepakatan ini sangat tinggi, ia meyakini bahwa konflik yang tadinya bisa berlangsung bertahun-tahun dan menghancurkan seluruh Timur Tengah, nyatanya tidak akan terjadi. Ia mengakhiri pernyataannya dengan seruan: “GOD BLESS ISRAEL, GOD BLESS IRAN, GOD BLESS THE MIDDLE EAST, GOD BLESS THE UNITED STATES, AND GOD BLESS THE WORLD!”
Namun, bantahan dari Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menunjukkan bahwa realisasi gencatan senjata ini masih jauh dari kata pasti. Dunia kini menanti dengan cemas bagaimana perkembangan selanjutnya akan terjadi dan apakah perdamaian berkelanjutan benar-benar dapat terwujud di kawasan yang selalu bergejolak ini.
Dengan adanya perbedaan pernyataan antara Donald Trump dan Abbas Araghchi, publikasi informasi yang akurat dan terverifikasi menjadi sangat krusial.
Peran media dalam menyampaikan perkembangan ini dengan jelas dan tidak bias akan sangat menentukan pemahaman masyarakat global terhadap situasi yang kompleks di Timur Tengah. (*/tur)