BeritaUtama

Di Mana Bangkai Kapal-kapal Tua Indonesia Berakhir?

Saat ini ada 15 negara yang telah meratifikasinya tetapi Konvensi ini belum sepenuhnya berlaku karena masih belum memenuhi persyaratan yang disepakati.

Sebuah kapal ukuran rata-rata berisi hingga 7 ton asbes yang sering dijual di masyarakat lokal setelah pembongkaran. Karena sebagian besar pekarangan tidak memiliki fasilitas pengelolaan limbah untuk mencegah pencemaran, pembongkaran kapal sangat merugikan lingkungan sekitar, masyarakat setempat, perikanan, pertanian, flora dan fauna.

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

Kegiatan ini secara alami menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius dengan efek jangka panjang bagi kesehatan kerja, masyarakat dan lingkungan.

Menurut data baru yang dirilis hari ini oleh NGO Shipbreaking Platform, pada tahun 2020 ada 630 kapal komersial dan unit lepas pantai dijual ke tempat pembuangan bangkai kapal. Kapal-kapal ini terdiri 446 kapal tanker besar, bulkers, anjungan terapung, kargo dan kapal penumpang yang rusak diturunkan di tiga pantai di Asia Selatan. Berat kapal-kapal ini mencapai hampir 90% dari total tonase kotor semua kapal yang dibongkar secara global.

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

Dari 630 kapal ini, ada 23 kapal berbendera Indonesia dengan total berat sekitar 331.500 ton yang dibongkar di Indonesia, Bangladesh, India dan Pakistan. Umur kapal berkisar antara 24 sampai 40 tahun.

Menurut peraturan IMO, kapal yang berusia lebih dari 25 tahun tidak boleh dioperasikan lagi. Selain alasan keselematan, biaya yang relatif tinggi yang dikeluarkan untuk proses perawatan kapal-kapal tua membuat kapal-kapal tersebut tidak ekonomis.

Di Indonesia tidak ada data resmi lokasi-lokasi daur ulang kapal atau tempat membongkar kapal kecuali yang dikenali masyarakat umum seperti di Madura, di Pantai Utara Jakarta dan dekat pelabuhan di Banten.

Tahun 2020, dari 23 kapal yang dibongkar karena pensiun, 15 kapal dibongkar di Bangladesh, 5 di Indonesia, lalu 2 di India dan 1 di Pakistan. Jenis-jenis kapal yang dibongkar ini beragam, ada Bulk Carriers, Container Ships, General cargo ships, Crude oil/FSO/product tankers,  Chemicals/Product tankers, LPG tankers, dan satu Research Survey Vessel. 

Di samping kapal-kapal yang berhasil mencapai destinasi di negara-negara Asia Selatan dan di lokasi-lokasi di dalam negeri, pada tahun 2020 juga ada tanker FSO (Floating Storage and Offloading unit) dari Indonesia, Jesslyn Natuna atau JNAT, yang masih menyimpan lumpur dengan konsentrasi merkuri tinggi, terkatung-katung karena ditolak masuk ke Bangladesh.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Related Articles

Back to top button